Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat Bingung, Rusia Belum Juga Kerahkan Kekuatan Udara Besar-besaran Serang Ukraina

Kompas.com - 02/03/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, intelijen AS memperkirakan bahwa Moskwa akan dengan cepat mengerahkan kekuatan udaranya yang besar untuk mendominasi langit Ukraina.

Namun, ketika invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama enam hari, Rusia tak kunjung mengerahkan kekuatan udaranya yang besar ke Ukraina.

Melesetnya prediksi intelijen AS tersebut membuat sejumlah pejabat bingung dan mereka tidak bisa menjelaskannya dengan tepat, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Keenam Serangan Rusia ke Ukraina, Serangan ke Wilayah Sipil Meningkat, Pasukan Rusia dan Separatis Bergabung

“Mereka (Rusia) mungkin belum mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat dan pilot mereka sendiri,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang enggan disebutkan namanya.

Bila dibandingkan, kekuatan udara Ukraina dengan Rusia layaknya David dan Goliath. Dengan kata lain, sangat jauh perbedaan kekuatan antara keduanya.

Setelah Rusia melancarkan serangan pembuka pada 24 Februari, para analis memperkirakan militer Rusia akan segera mencoba menghancurkan angkatan udara dan pertahanan udara Ukraina.

Kelompok think-tank RUSI di London mengatakan, langkah tersebut tampak sangat logis seperti yang terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938.

Baca juga: 5 Kota di Ukraina yang Coba Dikuasai Rusia

Sebaliknya, jet tempur angkatan udara Ukraina masih melancarkan tangkisan serangan udara dan serangan darat tingkat rendah. Sedangkan Rusia masih terbang melalui wilayah udara yang diperebutkan.

Di sisi lain, pasukan Ukraina yang memiliki roket permukaan-ke-udara masih mampu mengancam pesawat Rusia dan menimbulkan risiko bagi pilot Rusia yang mencoba mendukung pasukan darat.

"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan," kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia dari Foreign Policy Research Institute.

Dia mulanya menduga, awalan perang akan menjadi penggunaan kekuatan secara maksimal.

Baca juga: Taktik Serang Rusia ke Ukraina Berubah, Korban Bertambah

“Karena semakin bertambahnya hari, biaya dan risikonya pasti naik. Mereka tidak melakukan itu dan sangat sulit untuk menjelaskannya karena alasan yang realistis,” ujar Lee.

Melesetnya prediksi serangan udara besar-besaran dari Rusia tersebut muncul ketika AS menolak seruan Kiev untuk zona larangan terbang yang dapat menarik Washington secara langsung ke dalam konflik dengan Rusia.

Sejumlah pakar militer juga melihat bukti kurangnya koordinasi antara angkatan udara Rusia dan formasi pasukan darat.

Beberapa kolom pasukan Rusia bahkan dikerahkan terlalu maju di luar jangkauan pertahanan udara mereka sendiri.

Baca juga: Sinyal Bahaya, Pasukan Rusia Bergabung dengan Kelompok Separatis di Ukraina Timur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com