Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Yahudi Menyamar Jadi Muslim untuk Beribadah di Al-Aqsa

Kompas.com - 09/02/2022, 18:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

"Saya seorang Yahudi yang religius, seorang Yahudi Zionis, dan saya percaya bahwa Temple Mount adalah milik orang-orang Yahudi karena apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami di dalam Alkitab," ujar Raphael.

Raphael tidak sendirian dalam keinginan untuk membangun sebuah rumah ibadah baru untuk menggantikan dua tempat ibadah.

Akibat tindakannya, polisi Israel sementara waktu melarang Raphael memasuki Kota Tua, tempat situs itu berada. Tapi dia menegaskan akan kembali ke sana.

"Itulah alasan kami kembali ke tanah Israel untuk membangun bait suci. Tempat ibadah itu harus tepat di sana. Di mana masjid emas besar berada. Iya, itu akan menyakitkan dan tidak menyenangkan, tapi itu adalah visi kami dan itu adalah tahap selanjutnya," katanya.

Baca juga: Setelah AS, Jepang Mengutuk Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat

'Saya akan membela Masjid Al-Aqsa'

Apa yang dilakukan Raphael mendapat penolakan besar dari umat Muslim.

Hanadi Halawani, aktivis perempuan Muslim Palestina, adalah guru Al-Qur'an di tempat ibadah ini.

Bagi Hanadia, tindakan kelompok Yahudi yang memasuki Al-Aqsa adalah upaya teror yang diwarnai kepentingan politik.

"Jelas, bahwa masuknya pemukim (Israel) yang menyamar di Al-Aqsa menyembunyikan agresi dan meneror umat Islam yang berdoa di masjid. Jelas ini politis," katanya.

Hanadi menghabiskan sebagian besar hari-harinya di Al-Aqsa. Israel pernah melarangnya masuk ke Al-Aqsa dengan mengatakan dia adalah bagian dari kelompok Islam ilegal.

Baca juga: Israel Lanjutkan Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat, AS Khawatir

Meskipun berada di bawah kedaulatan Israel setelah Perang Enam Hari pada 1967, Temple Mount atau Al-Aqsa dikelola oleh Wakaf Yordania, sebuah kelompok kepercayaan Islam yang secara ketat mengontrol kunjungan non-Muslim, dan melarang ibadah atau doa non-Muslim di situs tersebut.

"Saya lahir dan besar di sana. Al-Aqsa adalah hidup saya. Itu adalah bagian dari iman kami sebagai Muslim. Al-Aqsa bukanlah masjid biasa bagi kami. Mengajarkan Al-Qur'an di Masjid Al-Aqsa adalah bagian terpenting dalam hidup saya," katanya.

Ia pun menegaskan akan mempertahankan Masjid Al-Aqsa dengan seluruh kemampuannya.

"Selama ada Muslim di sini, dan mereka berada di masjid Al-Aqsa, tidak peduli seberapa banyak pendudukan mengizinkan orang-orang Yahudi memasuki masjid Al-Aqsa, mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa," kata Hanadia.

Baca juga: Mengapa Adolf Hitler Membenci Orang Yahudi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com