Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkatan Darat AS Sadar Bahaya Pemanasan Global, Keluarkan Strategi Perubahan Iklim

Kompas.com - 09/02/2022, 13:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Untuk kali pertama, Angkatan Darat AS merilis strategi iklim perdananya pada Selasa (8/2/2022).

Strategi tersebut dirancang untuk membantu melindungi pangkalan dari kerusakan akibat pemanasan global, sebagaimana dilansir Reuters.

Strategi itu juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dengan melatih tentara Angkatan Darat AS untuk menghadapi gelombang panas, kekeringan, dan banjir yang lebih mematikan.

Baca juga: Peneliti Singapura: Ada Dampak Perubahan Iklim yang Lebih Berbahaya dari Banjir dan Kekeringan!

Strategi iklim Angkatan Darat AS tersebut didorong oleh perintah eksekutif Presiden AS Joe Biden untuk mengatasi perubahan iklim.

Angkatan Darat AS juga menyerukan untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca pada 2030 dan menjadi nol emisi pada 2050.

“Kami menghadapi semua jenis ancaman dalam pekerjaan kami, tetapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar layak disebut eksistensial. Krisis iklim memang demikian,” kata Sekretaris Angkatan Darat Christine Wormuth dalam strategi tersebut.

Perubahan iklim membuat dunia semakin tidak aman dan kita perlu bertindak,” sambung Wormuth.

Baca juga: Masa Depan Olimpiade Musim Dingin dan Perubahan Iklim

Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Pentagon akan memasukkan risiko perubahan iklim dalam simulasi militer dan latihan perang.

Pejabat militer dan intelijen AS selama 10 tahun terakhir menyepakati mengenai sejumlah ancaman keamanan akibat perubahan iklim.

Ancaman-ancaman tersebut seperti kerusakan pangkalan militer AS di seluruh dunia, peningkatan persaingan global atas sumber daya alam, dan risiko konflik bersenjata di wilayah berpopulasi padat.

Sejumlah pangkalan militer AS, termasuk Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska dan pangkalan Angkatan Udara Tyndall di Florida, mengalami kerusakan senilai miliaran dollar AS dalam beberapa tahun terakhir akibat banjir dan angin topan yang hebat.

Baca juga: Veto Rusia dalam Resolusi PBB tentang Perubahan Iklim Dianggap Kontroversial

Temperatur yang tinggi di pangkalan Angkatan Darat AS di Texas dan negara bagian selatan lainnya juga telah membuat pelatihan calon tentara menjadi lebih berbahaya.

Strategi tersebut menyerukan Angkatan Darat AS untuk memangkas emisi dari gedung-gedung, mengembangkan armada kendaraan listrik non-taktis, dan penempatan microgrid pada pada 2035.

Microgrid merupakan sistem energi independen yang dapat memanfaatkan berbagai sumber daya termasuk energi terbarukan di setiap instalasi.

Saat ini, Angkatan Darat AS memiliki 950 proyek energi terbarukan seperti ladang surya 2,1 megawatt di Pangkalan Fort Knox dan 25 proyek microgrid yang direncanakan hingga 2024.

Baca juga: Cek Klaim Keliru soal Perubahan Iklim yang Viral di Media Sosial

Strategi tersebut juga menyerukan pelatihan kepemimpinan dan tenaga kerja untuk memasukkan topik perubahan iklim selambat-lambatnya pada 2028.

Strategi Angkatan Darat AS tentang perubahan iklim tersebut direspons positif oleh salah satu pendiri Center for Climate and Security dan Council on Strategic Risks, Francesco Femia.

Dia mengatakan, komitmen Angkatan Darat AS untuk mengurangi emisi dan mempertimbangkan dampak pemanasan global menunjukkan pemahaman nyata tentang risiko keamanan yang luas dari perubahan iklim.

Baca juga: Greenpeace: Janji Lindungi Lautan untuk Lawan Perubahan Iklim Masih Lemah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com