Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenpeace: Janji Lindungi Lautan untuk Lawan Perubahan Iklim Masih Lemah

Kompas.com - 03/11/2021, 08:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

GLASGOW, KOMPAS.com – Lebih dari selusin negara, termasuk AS, berjanji pada Selasa (2/11/2021) untuk meningkatkan perlindungan terhadap perairan nasional mereka.

Tetapi, para aktivis mengatakan janji itu belum cukup ambisius untuk memperbaiki perusakan lautan yang sedang berlangsung.

Janji tersebut adalah salah satu dari serangkaian komitmen yang dibuat pada KTT iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Apa Itu COP26 dan Mengapa Penting?

Dalam COP26, para pemimpin dan negosiator berkumpul untuk mempertahankan target batas kenaikan suhu global maksimal 1,5 derajat Celsius.

Di antara sejumlah kesepakatan yang dibuat sejauh ini adalah janji untuk mengakhiri deforestasi pada 2030 dan mengurangi emisi metana sebesar 30 persen pada 2030 dibandingkan 2020.

Para ilmuwan dan aktivis telah meminta negara-negara di dunia untuk juga mencermati hubungan antara lautan dan perubahan iklim.

Mereka mengatakan, mengelola laut secara berkelanjutan dapat membantu mengatur iklim bumi dengan lebih baik.

Baca juga: Lewat COP26, Afrika Tagih Miliaran Dollar AS dari Negara-negara Kaya

Utusan iklim AS John Kerry mendeklarasikan bahwa Washington akan menjadi negara ke-15 yang menandatangani janji kelautan alias Ocean Pledge.

Ocean Pledge didukung oleh negara-negara yang bergantung pada kelautan termasuk Indonesia, Jepang, Kenya, Chile, dan Norwegia.

Janji tersebut menyerukan investasi yang lebih besar dalam energi terbarukan berbasis laut, dekarbonisasi industri, dan penelitian lebih lanjut.

Namun, pernyataan yang diutarakan Kerry tidak menyebutkan penghentian subsidi besar-besaran terhadap beberapa kegiatan seperti industri perikanan, pendorong utama eksploitasi laut yang berlebihan.

Baca juga: COP26 Digelar, Bagaimana Komitmen Swasta Bantu Cegah Perubahan Iklim?

Greenpeace lantas menyebut deklarasi tersebut masih lemah.

“Kita perlu melihat tindakan untuk menciptakan jaringan suaka laut yang mencakup setidaknya 30 persen dari lautan kita pada tahun 2030," kata juru kampanye laut di Greenpeace Inggris, Louisa Cason.

“Kami membutuhkan daerah tanpa ekstraksi komersial, di mana alam dan populasi ikan yang bergantung pada perikanan dapat pulih dan berkembang,” imbuh Cason.

Baca juga: COP26 Glasgow, Indonesia dan Lebih dari 100 Negara Janji Akhiri Deforestasi Tahun 2030

Dua pertiga dari planet bumi adalah air dan lautan menyerap panas serta karbon dioksida lalu mendistribusikannya ke seluruh planet.

Dengan konsentrasi emisi gas rumah kaca tinggi dan memanasnya suhu bumi pada tingkat yang mengkhawatirkan, ekosistem laut berjuang untuk mengimbanginya.

Kepala ilmuwan dan ahli kelautan di ESRI, Dawn Wright, mengatakan kepada Reuters bahwa memahami hubungan antara lautan dan perubahan iklim sangat penting bagi delegasi di COP26 untuk dapat menyusun rencana guna mengelola lautan secara berkelanjutan.

Baca juga: Kenapa Angka 1,5 Derajat Celsius Sangat Penting dalam COP26?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com