Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Rahasia Bocorkan Rancangan Awal Kesepakatan AS-Rusia

Kompas.com - 03/02/2022, 21:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Harian Spanyol, El Pais, menerbitkan dua dokumen resmi yang menandakan kesediaan AS bersepakat dengan Rusia untuk saling menarik sistem peluru kendali di perbatasan. Namun, dokumen itu tidak menyebut status Ukraina.

Pemerintah AS bersedia membantu meredakan ketegangan di Eropa Timur jika Rusia mau mengurangi pasukannya di perbatasan Ukraina. Sikap tersebut tertuang dalam jawaban tertulis AS dan NATO kepada Rusia pekan lalu.

Kedua dokumen yang dipublikasikan harian Spanyol, El Pais, pada Rabu (2/2/2022), mengindikasikan jalan keluar pertama dari situasi mencekam di timur Ukraina.

Baca juga: Inggris dan Rusia Sepakat Menuju Resolusi Damai dalam Konflik Ukraina

Di dalamnya, AS dan NATO sepakat membahas mekanisme transparan untuk mengonfirmasikan absennya peluru kendali Tomahawk dalam sistem pertahanan udara Aegis Ashore di Rumania dan Polandia.

Klausul itu berlaku hanya jika Rusia menawarkan langkah balasan yang transparan untuk memonitor penarikan sistem peluru kendali dari dua situs pilihan kami di Rusia.

Sejauh ini, pemerintah AS atau NATO menolak mengomentari dokumen rahasia "nonkertas” tersebut.

Baca juga: Rusia: Pengerahan Pasukan AS adalah Bukti Moskwa Harus Khawatir

Meski demikian, ia merefleksikan pandangan Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg yang dia publikasikan pekan lalu, sebagai sikap resmi yang mewakili ke-30 anggota pakta pertahanan terkait isu Rusia.

Aegis Ashore adalah sistem pertahanan udara untuk menghadang peluru kendali jarak menengah buatan AS yang digunakan Polandia dan Ukraina.

Namun, Rusia mengeklaim sistem ini bisa menopang rudal Tomahawk yang mampu menjangkau wilayahnya. Sebab itu, Moskwa menentang rencana AS menempatkan senjata tersebut di kedua negara.

Baca juga: Citra Satelit Ungkap Pasukan Rusia Makin Banyak di Dekat Ukraina

Jalan keluar diplomasi

Dalam pernyataan publiknya pada Selasa (1/2/2022), sejak lebih dari satu bulan, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS mengabaikan kepentingan keamanan Rusia. Namun, begitu dia mengeklaim Moskwa siap berunding untuk meredakan ketegangan di Ukraina.

Pernyataannya mengindikasikan Rusia belum akan menginvasi jirannya itu dan masih membuka peluang bagi diplomasi. Tawaran itu disambut Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat menemui Presiden Ukrain Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Rabu.

Menurutnya adalah hal yang sangat penting untuk melanjutkan dialog. Jika tidak, "sudah jelas bahwa agresi lanjutan terhadap Ukraina akan mengundang konsekuensi yang serius.”

Baca juga: Ukraina Sebut 100.000 Tentara Rusia Belum Cukup untuk Invasi Skala Penuh

Namun begitu, kesepakatan awal Rusia dan AS tidak membahas tuntutan sentral lain dari Rusia, agar NATO menolak keanggotaan Ukraina.

Putin tidak hanya menuntut NATO menghentikan perekrutan negara anggota baru, tetapi juga mendesak penarikan semua pasukan dari sistem alutsista dari negara anggota yang bergabung sejak 1997, hampir separuh dari jumlah anggota NATO.

Dalam dokumen yang dibocorkan El Pais, NATO menegaskan komitmen terhadap kebijakan pintu terbuka, tanpa menyebut Ukraina. Menurut Pasal 10 Anggaran Dasar NATO, negara Eropa lain bisa diundang jika membantu memperkuat misi keamanan Eropa.

Dalam KTT 2008 lalu, NATO mendukung aspirasi Ukraina dan Georgia untuk menjadi anggota NATO dan negara-negara anggota telah sepakat bahwa negara-negara ini kelak akan menjadi anggota NATO.

Baca juga: Menlu Ukraina: Diplomasi dengan Rusia Berhasil, tapi Jangan Santai Dulu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com