Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Ajukan Tambang Emas Sado Jadi Warisan Dunia UNESCO, Korea Selatan Protes

Kompas.com - 29/01/2022, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

TOKYO, KOMPAS.com - Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada Jumat (28/1/2022) bahwa Jepang akan merekomendasikan bekas tambang emas di Pulau Sado untuk masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Rencana itu tetap berjalan meskipun ada protes dari Korea Selatan, yang menilai situs tersebut tidak layak mengingat adanya penyalahgunaan pada masa perang terhadap pekerja Korea, masalah yang masih merenggangkan hubungan antara dua negara tetangga.

Baca juga: Dilarang UNESCO, Pemerintah Indonesia Ngotot Lanjutkan Proyek Jurassic Park di Taman Nasional Komodo

Keputusan Kishida untuk mencalonkan situs berusia 400 tahun di Jepang utara tampaknya membalikkan sikap awalnya. Dia sebelumnya lebih berhati-hati, karena adanya dorongan kuat dari revisionis sejarah ultra-kanan yang kuat di partai pemerintahan.

Kishida mengatakan tambang emas Sado sangat berharga dalam sejarah industri Jepang.

“Selain bernilai tinggi, saya mengerti bahwa ada berbagai pandangan tentang pendaftarannya (ke UNESCO). Karena itu, kami ingin memulai diskusi lebih awal,” katanya melansir AP.

Tambang emas Sado dipilih bulan lalu oleh Dewan Urusan Kebudayaan Jepang sebagai kandidat situs Warisan Dunia UNESCO, yang memicu protes Korea Selatan.

Seoul menentang pengajuan tersebut karena banyak orang Korea Selatan yang mengalami kerja paksa di tambang emas Sado, setelah dibawa ke Jepang selama penjajahan 1910-1945 di Semenanjung Korea.

Baca juga: UNESCO Umumkan Dholavira di India sebagai Situs Warisan Dunia

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan “penyesalan besar” atas keputusan Jepang, dan mendesak Tokyo untuk menghentikan upaya tersebut.

Wakil Menteri Kedua Korea Selatan Choi Jong-moon memanggil Duta Besar Jepang Koichi Aiboshi untuk mengajukan protes atas masalah ini.

Sejarawan mengatakan Jepang menggunakan ratusan ribu pekerja Korea, termasuk yang dibawa secara paksa dari Semenanjung Korea, di tambang dan pabrik untuk menutupi kekurangan tenaga kerja, karena sebagian besar pria usia kerja dikirim ke medan perang di seluruh Asia dan Pasifik.

Kota dan situs prefektur memuji tambang emas Sado karena menunjukkan perkembangan teknologi pertambangan yang luar biasa sebelum dan sesudah industrialisasi.

Tambang tersebut pernah menjadi produsen emas terbesar di dunia sebelum penutupannya pada 1989. Tidak disebutkan tentang penggunaan pekerja Korea pada masa perang.

Baca juga: Jalan dan Taman di Madrid Jadi Situs Baru Warisan Dunia UNESCO

Pencalonan tambang emas Sado mengingatkan kembali pada pendaftaran Gunkanjima, atau Pulau Kapal Perang, di Nagasaki pada 2015 oleh Jepang, sebagai bagian dari UNESCO “Situs Revolusi Industri Meiji Jepang.”

Protes Korea Selatan tentang situs, yang menghilangkan penyebutan orang Korea yang juga bekerja keras di pulau itu, memicu keputusan UNESCO mendesak Jepang untuk menyajikan versi sejarah yang lebih seimbang.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Jumat (28/1/2022) menuntut agar Jepang mendidik rakyatnya tentang pekerja Korea yang dilecehkan selama pemerintahan kolonial Jepang, sebuah janji yang dibuat Tokyo ketika Gunkanjima didaftarkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com