Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri Brother Home, Penampungan Brutal yang Simpan Rahasia Kelam Korea Selatan

Kompas.com - 27/01/2022, 22:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

Alih-alih dipenjara selama 15 tahun karena menggelapkan subsidi pemerintah senilai jutaan dollar hanya dalam periode dua tahun seperti yang direkomendasikan oleh jaksa, Park dijatuhi hukuman hanya dua setengah tahun penjara.

“Cabang baru” di Australia

Ketika Park ditangkap, saudaranya Lim Young-soon sudah berada ribuan kilometer jauhnya. Dia meninggalkan Korea pada 1986 untuk memulai kehidupan baru di Australia.

Di tempat pelariannya, keluarga itu ternyata membangun “bisnis kesejahteraan sosial” lainnya, yang dibalut dalam komunitas keagamaan.

Setelah bebas, Park menyusul Lim ke Australia dan mendirikan gereja mereka sendiri di Sydney pada 1990. Keluarga itu diduga mendanainya dengan uang penggelapan dari Brothers Home Foundation di Korea.

Baca juga: Diikat dan Digelandang seperti Budak, Pria Ini Tuntut Polisi AS

Penyelidikan dewan Busan 2020 menemukan uang juga mengalir ke gereja-gereja lain di Australia. Selama beberapa dekade berikutnya, direktur dan pendeta dari Brothers Home menjadi tokoh senior di Gereja Presbyterian Korea di Australia.

Pada 1995, Park mendaftarkan perusahaan keluarga, Job's Town, di Australia. Kerabatnya kembali ditempatkan di puncak pimpinan.

Perusahaan itu membeli sebuah lapangan golf dan kompleks olahraga di pinggiran luar kota Sydney, seharga 1,4 juta dollar AS (Rp 20 miliar). Uang yang juga diduga digelapkan dari Brothers Home.

“Aset ini adalah darah dan keringat para korban, yang nyawa mereka rebut,” ujar Park Min-seong.

Ironisnya, kegemaran keluarga itu untuk mempekerjakan budak terus berlanjut di Australia. Mantan tahanan Brothers Home, Lim Bong-keun, dibawa dari Korea ke Sydney dan dipekerjakan secara ilegal dalam keluarga itu.

Dia mengaku dipekerjakan dari sebelum fajar hingga lewat tengah malam, enam hari seminggu. Dia banyak dipukuli oleh Park saat dia berkunjung. Selama delapan tahun bekerja, dia hanya menerima menerima 160 dollar AS (Rp 2,3 juta).

Baca juga: Terlibat Sekte Budak Seks, Ahli Waris Kekayaan Perusahaan Miras Dipenjara

Tuntutan ekstradisi

Pada 2014, Park sekali lagi didakwa, bersama putranya, Park Chun-kwang, karena menggelapkan uang dari fasilitas kesejahteraan sosial keluarga yang sekarang ditinggalkan di Busan.

Putranya dipenjara selama tiga tahun. Tetapi dakwaan Park ditangguhkan karena dia menderita demensia. Park meninggal dua tahun kemudian.

Dengan sidang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang sedang berlangsung, para penyintas ingin Lim Young-segera diekstradisi ke Korea Selatan, untuk menghadapi pertanyaan tentang dugaan kekejaman di Brothers Home.

Kakak iparnya dan sesama direktur Brothers Home, Joo Chong-chan, berada di panti jompo di Sydney dan kemungkinan tidak layak untuk memberikan bukti.

Baca juga: Aktivis Budak Seks PD II Korea Selatan Didakwa Gelapkan Uang Santunan

Aset keluarga itu juga menjadi perhatian para penyintas, terutama lapangan golf dan kompleks olahraga. Semua masih ditahan di bawah perusahaan keluarga, Job's Town, dan diduga memberikan pendapatan sewa lebih dari 300.000 dollar AS (Rp 4,3 miliar) setahun.

“Pemerintah perlu mencari cara untuk menyita aset-aset ini dan mengembalikannya ke negara,” tuntut Anggota Dewan Busan, Park Min-seong. “Tentu saja, uang ini kemudian perlu digunakan untuk korban.”

Selama beberapa dekade, para penyintas telah berjuang untuk keadilan. Kebanyakan berjuang secara emosional, fisik dan finansial, bahkan ada yang akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri.

Program "101 East" Al Jazeera menyampaikan semua tuduhan yang diajukan dalam programnya anggota keluarga Park yang tersisa, tetapi permintaan wawancara ditolak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com