Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Makin Panas, Penduduk Kota Kharkiv Ukraina Siap Melawan Rusia

Kompas.com - 23/01/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KHARKIV, KOMPAS.com – Pembicaraan diplomatik antara Barat dengan Rusia gagal menghasilkan terobosan dan Moskwa masih menyiagakan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Karena situasi yang makin memanas, para penduduk Kota Kharkiv, Ukraina, bersiap yang terburuk meski tetap berharap yang terbaik.

Kharkiv adalah sebuah kota industri di Ukraina timur memiliki industri tank, pesawat dan traktor. Kota ini terletak 42 kilometer dari perbatasan Rusia.

Baca juga: Inggris Tuduh Kremlin Coba Menaruh Pemimpin Pro-Rusia di Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuturkan, Kota Kharkiv kemungkinan menjadi target invasi Rusia sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (22/1/2022).

Rusia selalu membantah tudingan bahwa dia akan menyerang Ukraina.

Namun, Moskwa menekan Barat agar memberikan jaminan keamanan di Eropa timur dan menuntut agar Ukraina tidak dijadikan anggota NATO.

Wali Kota Kharkiv Igor Terekhov mengatakan, kota berpenduduk 1,4 juta itu akan mengizinkan siap pun merenggut ketenangan kota tersebut.

Baca juga: AS Perintahkan Keluarga Personel Kedutaan Besar Keluar dari Ukraina Segera

Di sisi lain, beberapa warga ingin tetap tinggal dan akan mengangkat senjata jika ada invasi. Sementara itu, beberapa orang memilih lebih baik mengungsi.

“Saya tidak harus tinggal di satu tempat. Jika terjadi sesuatu, saya dapat bekerja dari jarak jauh,” kata seorang manajer proyek, Daniella Shatokhina.

Dia mengaku tak ingin memikirkan sesuatu yang belum terjadi.

“Saya harap semuanya akan baik-baik saja, saya berharap yang terbaik. Lebih baik tidak panik sebelum waktunya tetapi untuk memutuskan saat itu terjadi, saya akan pergi,” sambung Shatokhina.

Penduduk lain, seorang asisten manajer bernama Anya Vergeles, membandingkan situasi saat ini dengan tahun 2014 ketika Rusia merebut semenanjung Crimea.

Baca juga: Prediksi Serangan Rusia ke Ukraina, dari Siber hingga Invasi Besar

“Tidak ada yang mengira ini bisa terjadi di Crimea. Tidak ada yang bisa membayangkan itu. Saya tidak ingin mempercayainya, tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” tutur Vergeles.

Sementara itu, seorang manajer penjualan Oleksiy Kormylets mengatakan, dia tidak akan meninggalkan Kharkiv apa pun yang terjadi.

“Lari? Tidak. Tidak mungkin! Saya lahir di sini. Saya besar di sini. Saya akan tetap tinggal apa pun yang terjadi. Dan jika saya harus bergabung mempertahankan kota, saya akan melakukannya,” tutur Kormylets.

Seorang programmer IT Anton Sergeev menuturkan, Rusia mungkin hanya membentak. Dia mencontohkan upaya yang gagal oleh pasukan separatis yang didukung Rusia untuk merebut kota itu pada 2014.

“Mereka sudah pernah ‘disambut’ di sini sehingga mereka telah belajar agar lebih baik menjauh. Atau mereka akan pulang dalam peti mati seng. Dan ibu mereka akan menangis,” ujar Sergeev.

Baca juga: Dialog AS-Rusia soal Ukraina Kembali Buntu, tapi Sepakat Redakan Ketegangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com