Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertubi-tubi Diterpa Skandal Pesta Miras, PM Inggris Boris Johnson di Ujung Tanduk

Kompas.com - 21/01/2022, 19:01 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi krisis terbesar sejak berkuasa 2,5 tahun lalu.

Sosok populis yang penuh kontroversi itu didesak mundur setelah meledaknya skandal pesta-pesta alkohol di Downing Street, kediaman resmi perdana menteri, ketika Inggris sedang dalam lockdown Covid-19.

Dalam pernyataan terbarunya saat sesi tanya jawab di parlemen, Rabu (19/1/2022), Boris Johnson menegaskan, dia tidak berencana mengundurkan diri.

Baca juga: 9 Skandal PM Inggris Boris Johnson dan Pejabatnya: Pesta Miras di Kantor hingga Langgar Lockdown

PM Inggris yang akrab dipanggil Boris itu memilih menunggu hasil investigasi internal yang sedang dilakukan oleh pejabat senior kabinet Sue Gray.

Pesta minuman keras (miras) bukan hanya terjadi sekali melainkan berkali-kali pada Mei 2020, perayaan Natal 2020, dan musim semi April 2021.

Memperuncing kecaman terhadap Johnson, pesta-pesta ini disebut dihadiri oleh puluhan orang. Misalnya, pada pesta kebun 20 Mei 2020 diduga ada 30-40 yang meramaikan acara.

Bahkan, pesta juga digelar sehari sebelum pemakaman Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II yang wafat pada April 2021.

Ketika Ratu Elizabeth II harus duduk sendiri menjaga jarak di bangku Kastil Windsor sambil meratapi suaminya, para staf Downing Street menggelar dua pesta dengan DJ memainkan musik dansa untuk melepas keluarnya Direktur Komunikasi James Slack.

Boris Johnson kemudian meminta maaf kepada Ratu Elizabeth II setelah bocornya pesta tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidato kenegaraan di Downing Street, London, untuk menyampaikan kabar terbaru tentang program booster vaksin Covid-19, Minggu (12/12/2021).PA/KIRSTY O'CONNOR via AP Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidato kenegaraan di Downing Street, London, untuk menyampaikan kabar terbaru tentang program booster vaksin Covid-19, Minggu (12/12/2021).
Skenario masa depan politik Boris Johnson

Setelah mengantarkan Partai Konservatif meraih kemenangan telak pada pemilu 2019, Boris Johnson yang merupakan arsitek Brexit menjadi aset elektoral penting partai tersebut.

Popularitas Boris Johnson tinggi di mata pemilih kelas pekerja di Inggris Utara yang terpikat oleh retoriknya yang mengecam globalisasi, perdagangan bebas, dan keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Pemilih-pemilih ini sebelumnya adalah loyalis setia Partai Buruh.

Keberhasilannya ini membuat tidak sedikit yang meramal Johnson akan berkuasa cukup lama.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Dituduh Langgar Aturan Covid-19 dengan Berpesta Saat Natal 2020

Politisi berusia 57 tahun itu juga berhasil meloloskan kesepakatan Brexit, hal yang gagal dicapai oleh pendahulunya, Theresa May.

Namun, hanya dalam 30 bulan, peruntungan politik alumnus universitas bergengsi Oxford ini berubah 180 derajat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com