Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Dinilai Bergerak Terlalu Lambat dalam Mendorong Perdamaian Palestina-Israel

Kompas.com - 21/01/2022, 15:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

PALESTINA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina Riad Malki mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden karena bergerak terlalu lambat untuk membalikkan semua kebijakan merugikan pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump terhadap Palestina.

Di samping itu, Malki menkritik Pemerintah AS yang tidak menggunakan hubungan khususnya untuk menekan Israel untuk meninggalkan penolakannya terhadap solusi dua negara dan negosiasi damai.

Menlu Palestina mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB ada harapan bahwa akhir pemerintahan Donald Trump dan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan cukup untuk membuka jalan bagi momentum baru bagi perdamaian.

Baca juga: Israel Gusur Satu Keluarga Palestina di Sheikh Jarrah dan Hancurkan Rumahnya

Tetapi, dia menilai, sementara pemerintahan Biden telah mencoba membalikkan beberapa kebijakan Trump yang melanggar hukum dan keliru, itu berjalan lambat, terutama pada komitmen AS untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem.

Pembukan kembali konsultat AS ini dinilai akan dapat memulihkan misi diplomatik utama AS untuk Palestina di kota yang diperebutkan.

“Setelah Biden menjabat setahun yang lalu, orang-orang Palestina mengira AS dapat mencoba memindahkan posisi Israel ke arah kami,” kata Malki kepada wartawan, sebagaimana diberitakan Associated Press (AP), Kamis (20/1/2022).

Tetapi yang terjadi, kata dia, pihaknya melihat bahwa posisi Israel telah mampu menggerakkan posisi AS sedikit ke arah mereka.

Malki pun menganggap hal tersebut benar-benar sangat menyusahkan Pemerintah Palestina.

“AS belum memastikan pemerintah Israel saat ini meninggalkan kebijakan kolonialnya dan mengabaikan penolakannya terhadap solusi dua negara dan negosiasi damai,” kata Malki.

Baca juga: Pro-Kontra Postingan Solidaritas untuk Palestina Emma Watson

“Ini adalah sikap yang tidak dapat diterima yang tidak boleh ditoleransi atau dimaafkan dan harus dibalik,” seru dia.

Biden sebelumnya mendapat pujian ketika mulai menjabat Presiden AS dari para analis Timur Tengah saat dia menolak sikap pro-Israel pemerintahan Trump dan secara tentatif merangkul Palestina dengan memulihkan bantuan dan kontak diplomatik.

Namun pemerintahan Biden juga mempertahankan elemen kunci dari kebijakan Trump, termasuk beberapa yang melanggar posisi lama AS di Yerusalem dan legitimasi permukiman Israel yang menurut Palestina dan PBB adalah tindakan ilegal.

Malki mengatakan dirinya telah melakukan diskusi yang sangat terbuka dan jujur pada Rabu pagi dengan Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield.

Dia mengutarakan berbagai masalah yang sempat dibahas dalam pertemuan itu. Ini termasuk tentang hubungan AS-Palestina, proses perdamaian, harapan Palestina dari AS, dan apa yang AS coba lakukan dalam waktu dekat untuk melihat segala sesuatunya bergerak maju ke arah yang benar.

Malki mengatakan Palestina terlibat dengan pemerintah AS tentang kemungkinan cara untuk menghilangkan pembatasan yang diberlakukan oleh Kongres pada pembukaan kembali misi diplomatik Palestina di Washington.

Baca juga: Emma Watson Dukung Palestina, Israel Langsung Mencibir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com