Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Berencana Labeli Nuklir dan Gas Alam Sebagai Investasi Hijau

Kompas.com - 02/01/2022, 15:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSEL, KOMPAS.com – Uni Eropa menyusun rencana untuk melabeli beberapa proyek gas alam dan energi nuklir sebagai investasi hijau.

Komisi Eropa diperkirakan akan mengusulkan aturan baru tersebut pada Januari tahun ini sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (1/1/2022).

Uni Eropa juga mengambil langkah untuk menerapkan sistem tersebut ke beberapa pendanaan.

Baca juga: Jerman Resmi Tutup Tiga dari Enam Pembangkit Nuklir yang Tersisa

Ini berarti, aturan tersebut dapat memutuskan proyek mana yang memenuhi syarat untuk pembiayaan publik tertentu.

Rancangan aturan tersebut akan melabeli PLTN sebagai investasi hijau jika proyek tersebut memiliki rencana, pendanaan, dan situs pembuangan limbah radioaktif dengan dengan aman.

Agar diberi label investasi hijau, proyek PLTN baru juga harus mendapat izin pembangunan sebelum tahun 2045.

Investasi di PLTG juga akan dianggap hijau jika menghasilkan emisi di bawah 270 gram setara karbon dioksida per kilowatt jam dan menerima izin konstruksi sebelum 31 Desember 2030.

Baca juga: Korea Utara 2022, Kim Jong Un Bicara Soal Makanan Bukan Nuklir

Selain itu, proyek PLTG juga akan dilabeli hijau jika berencana beralih ke gas bumi rendah karbon pada akhir 2035.

Pemberian label hijau bagi proyek PLTG dan PLTN dengan syarat tertentu tersebut memilik dalih bahwa itu merupakan langah transisi energi.

Kedua pembangkit tersebut memang tidak sepenuhnya berkelanjutan, namun menghasilkan emisi bawah rata-rata industri dan tidak mengunci aset yang menimbulkan polusi.

“Dengan mempertimbangkan saran ilmiah dan kemajuan teknologi saat ini serta berbagai tantangan transisi di seluruh negara anggota, Komisi menganggap ada peran gas alam dan nuklir sebagai sarana untuk memfasilitasi transisi menuju masa depan berbasis energi terbarukan,” kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Ambisi Capai Netralitas Karbon, Inggris Berencana Danai PLTN

Seorang sumber dari Komisi Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa aturan tersebut akan membantu negara-negara anggota untuk bertransisi.

Kendati demikian, dia menambahkan bahwa pelabelan investasi hijau bagi sejumlah PLTN dan PLTG juga akan menghadapi aturan yang ketat.

Negara-negara Uni Eropa dan panel ahli terlebih dulu akan meneliti rancangan proposal, yang dapat berubah sebelum diterbitkan pada Januari.

Setelah diterbitkan, aturan itu juga bisa diveto oleh mayoritas negara Uni Eropa atau Parlemen Eropa.

Baca juga: Pengembangan PLTN Stagnan, Energi Terbarukan Justru Meningkat Pesat

Gas alam menghasilkan kira-kira setengah dari emisi karbon dioksida dari batu bara saat dibakar. Tetapi, infrastruktur gas juga dikaitkan dengan kebocoran metana.

Penasihat Uni Eropa merekomendasikan bahwa PLTG tidak boleh dilabeli sebagai investasi hijau kecuali mereka memenuhi batas emisi 100 gram setara karbon dioksida per kilowatt-jam.

Di sisi lain, PLTN menghasilkan emisi karbon dioksida yang sangat rendah. Namun, banyak yang mengkhawtirkan mengenai limbah radioaktif yang dihasilkan.

Sementara itu, beberapa juru kampanye lingkungan dan anggota parlemen Green EU mengkritik proposal tentang pelabelan investasi hijau untuk gas alam dan nuklir.

Baca juga: Operator PLTN Fukushima Akan Buat Terowongan untuk Buang 1 Juta Ton Limbah ke Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com