Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranjau, Ledakan, Gerilya: Kisruh Kelompok Bersenjata di Afrika Tengah

Kompas.com - 02/01/2022, 12:48 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

BANGLADESH, KOMPAS.com - Tiga penjaga perdamaian Bangladesh terluka ketika kendaraan mereka melewati sebuah ranjau di barat laut Republik Afrika Tengah.

Misi penjaga perdamaian PBB menyebut, insiden Jumat (31/12/2021) terjadi di Bohong, provinsi Ouham-Pende, lebih dari 500 kilometer (310 mil) dari ibukota Bangui.

Dilansir AFP, misi penjaga perdamaian "mengutuk keras penggunaan bahan peledak perangkat tak dikenal oleh kelompok-kelompok bersenjata di Republik Afrika Tengah."

Baca juga: Tes Daya Tahan, Ranpur Anoa-2 6x6 Jalani Uji Ledakan Ranjau 8 Kilogram

Dua orang yang terluka parah ini lantas diangkut dengan helikopter ke kota Bouar untuk perawatan di rumah sakit yang dikelola MINUSCA.

Sebelumnya pada hari Kamis (30/12/2021), tiga penjaga perdamaian Tanzania terluka dalam ledakan ranjau di barat.

Ranjau telah menewaskan delapan orang, termasuk dua wanita dan seorang anak berusia lima tahun, di barat laut yang bergolak sejak Agustus, menurut MINUSCA.

Negara berpenduduk lima juta jiwa, salah satu yang termiskin di dunia itu, telah lama diganggu kerusuhan sektarian.

Ini membuat ratusan ribu orang mengungsi dan melahirkan krisis kemanusiaan yang besar.

Baca juga: 6 Anak Tewas dalam Ledakan Ranjau Tua di Senegal

Dalam beberapa bulan terakhir, konflik yang berlangsung lama antara pemberontak dan pasukan pemerintah telah berganti haluan.

Kelompok-kelompok bersenjata yang diusir dari kota-kota utama saat ini menggunakan taktik gerilya, termasuk meletakkan ranjau.

Setelah beberapa tahun berlanjutnya perang saudara yang meletus pada tahun 2013, beberapa bulan terakhir telah terjadi lonjakan kekerasan.

Baca juga: Taliban Tembak Mati 10 Pekerja Pembersih Ranjau di Afghanistan

Presiden Faustin-Archange Touadera umumkan gencatan senjata sepihak pada Oktober 2021.

Pemerintahnya mengklaim telah merebut kembali 90 persen wilayah negara itu.

Tetapi rasa tidak aman terus meluas. Krisis pangan pun terus berlanjut, terutama di barat laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com