“Sebagian besar sampah itu berputar,” kata Abbott kepada outlet berita.
Baca juga: Uji Coba Rudal Rusia Ledakkan Satelit Sendiri, Puing-puingnya Jadi Bahaya di Luar Angkasa
Sementara penanganan dengan lengan robot memiliki risiko, juga lengan robot malah patah dan membuat lebih banyak puing.
Untuk membersihkan membersihkan LEO dari semua puing dia dan timnya sedang mengerjakan cara menggunakan magnet untuk, menggunakan arus eddy.
“Kami pada dasarnya telah menciptakan balok traktor pertama di dunia,” terang Abbott.
“Ini baru masalah tinggal masalah teknikal sekarang. Membangun dan meluncurkannya (masalah lain).”
Dalam sebuah penelitian yang diunggah ke Nature bulan lalu, Abbott dan timnya mencatat perlu ada magnet yang dipasang di ujung lengan robot.
Saat magnet berputar, mereka mengaktifkan arus eddy (arus listrik yang seperti pusaran air) yang menciptakan medan magnetnya sendiri.
Akhirnya, dengan menggunakan medan magnet arus, puing-puing ruang angkasa dapat dikumpulkan.
“Menggunakan analisis dimensi, dikombinasikan dengan simulasi numerik multi fisika dan verifikasi eksperimental, kami mengkarakterisasi gaya dan torsi yang dihasilkan pada bola konduktif dalam medan dipol magnet yang berputar,” tulis para penulis dalam abstrak penelitian.
Baca juga: AS Geram Rusia Tembakkan Rudal Anti-satelit yang Bahayakan Stasiun Luar Angkasa
Kelompok lain juga bekerja untuk meringankan beban yang ditimbulkan oleh sejumlah besar puing, yang sebagian besar terdiri dari satelit dan pesawat ruang angkasa.
Startup luar angkasa Privateer, yang didukung oleh salah satu pendiri Apple Steve Wozniak, mengatakan kepada DailyMail.com bahwa perusahaan tersebut berusaha melacak sampah luar angkasa di orbit.
Mereka juga memprediksi bagaimana sampah luar angkasa akan bereaksi dan ke mana ia akan bergerak, untuk membuat ruang angkasa lebih aman bagi semua negara.
"Idenya adalah untuk membuat ruang angkasa lebih transparan, membuatnya lebih dapat diprediksi, dengan mengetahui di mana sampah luar angkasa akan berada dalam beberapa menit dan jam ke depan," kata kepala penasihat sains perusahaan, Moriba Jah, dalam sebuah wawancara telepon.
"Kami akan dapat memprediksi bagaimana dua obyek (luar angkasa) dari dua pemerintah yang berbeda akan bertindak, sebelum ada alasan untuk khawatir."
Awal bulan ini, Rusia meledakkan salah satu satelitnya sendiri dan puing-puing yang dihasilkan hampir menghantam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).