Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2021, 15:24 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan negaranya siap menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia, jika NATO memindahkan bom atom Amerika Serikat (AS) dari Jerman ke Eropa Timur.

Dalam sebuah wawancara pada Selasa (30/11/2021), Lukashenko juga untuk pertama kalinya mengakui Semenanjung Krimea sebagai bagian dari Rusia, dan berencana mengunjunginya segera.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014, sebuah langkah yang dianggap Barat ilegal.

Baca juga: 3 Film Indonesia Meriahkan Festival Film Terbesar di Belarus, Listapad 2021

Pernyataan itu disampaikan Lukashenko saat dia bergerak memperkuat hubungan dengan Rusia, sekutu dan sponsor utamanya.

Sementara itu, negara diktator terakhir Eropa itu juga berada di tengah ketegangan dengan Barat, atas sengketa pemilihannya kembali tahun lalu, dan tindakan brutal pemerintahnya terhadap perbedaan pendapat di Belarus.

Ditanya tentang kemungkinan pengerahan kembali bom atom AS ke Eropa Timur jika pemerintah baru Jerman tidak lagi bersedia menampung senjata, Lukashenko menjawab bahwa ia akan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim senjata nuklir, yang ditarik setelah runtuhnya Uni Soviet 1991, kembali ke Belarus.

“Saya akan menawarkan Putin untuk mengembalikan senjata nuklir ke Belarus,” kata Lukashenko dalam wawancara dengan Dmitry Kiselyov, kepala kelompok media pemerintah Rusia Rossiya Segodnya melansir AP.

Pemimpin Belarus itu tidak merinci jenis senjata apa yang akan diakomodasi oleh Belarus. Tapi negaranya, kata dia, telah dengan hati-hati memelihara infrastruktur militer yang diperlukan sejak era Soviet.

Baca juga: Pusat Budaya dan Bahasa Indonesia Segera Dibuka di Ibu Kota Belarus

Lebih parah dari Perang Dingin

Pemimpin oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya, yang meninggalkan Belarus di bawah tekanan setelah gagal mencoba untuk menggulingkan Lukashenko dalam pemilihan tahun lalu, mengecam komentar presiden.

“Orang seperti itu seharusnya tidak dipercaya untuk menangani korek api, apalagi senjata nuklir,” katanya kepada AP.

Menurutnya, penyebaran senjata nuklir Rusia ke Belarus akan melanggar perjanjian senjata internasional dan kehendak rakyat Belarus.

“Mayoritas warga Belarus telah berbicara untuk netralitas Belarus,” ujar Tsikhanouskaya.

Berbicara awal bulan ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi militer Barat perlu mempertimbangkan menyebarkan kembali senjata nuklir ke timur, jika pemerintah Jerman yang baru mengubah kebijakan negara tentang pembagian senjata nuklir.

“Jerman tentu saja dapat memutuskan apakah akan ada senjata nuklir di negara Anda, tetapi alternatif mudahnya akan berakhir dengan memindahkan senjata nuklir di negara Eropa lain yang juga di timur Jerman,” kata Stoltenberg.

Baca juga: Bayi Migran Irak Dikuburkan Tanpa Orangtua, Jadi Korban dari Krisis Perbatasan Polandia-Belarus

Alexei Arbatov, seorang pakar kebijakan luar negeri yang berbasis di Moskwa, menggambarkan kemungkinan pengerahan kembali bom atom AS ke Eropa Timur sebagai “langkah gila dan sangat berani.”

Jika Moskwa merespons dengan mengirimkan senjata nuklirnya ke Belarus, “situasinya akan lebih berbahaya daripada selama masa Perang Dingin,” kantor berita Interfax mengutip Arbatov.

Halaman:
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com