Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria Dipenjara 16 Tahun, Dinyatakan Tak Bersalah Setelah Kasusnya Digarap Netflix

Kompas.com - 01/12/2021, 12:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Jaksa Wilayah Onondaga William Fitzpatrick mengakui: “Ini (hukuman yang salah) seharusnya tidak pernah terjadi.”

Broadwater menangis saat hukuman itu dihapuskan. Dia sekarang meminta permintaan maaf dari Sebold, yang belum berkomentar.

“Saya hanya berharap dan berdoa semoga Sebold akan maju dan berkata, 'Hei, saya membuat kesalahan besar,' dan memberi saya permintaan maaf. Saya bersimpati padanya, tapi dia salah,” ujar Broadwater melansir Daily Mail pada Rabu (24/11/2021).

"Saya mulai mengaduk-aduk dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini," kata Produser Mucciante kepada awal pekan ini.

Baca juga: Buntut 68 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Panglima Militer dan Kepala Penjara Mundur

Cerita dalam buku Alice Sebold

Di Lucky, Alice Sebold menulis tentang pemerkosaan yang dialaminya saat menjadi mahasiswa tahun pertama di Syracuse pada Mei 1981.

Dia menggambarkan pemerkosaan itu dalam detail grafis. Termasuk bagaimana dia harus berbicara dengan pemerkosa untuk mendorongnya, dan mengatakan kepadanya bahwa dia adalah 'pria yang baik' dan bagaimana dia berharap itu akan berakhir.

Dia menulis bagaimana pelaku kemudian meminta maaf sambil menangis setelah serangan itu berakhir, dan mengatakan kepadanya bahwa dia adalah “gadis yang baik”.

Kemudian menurut tulisan Sebold, dia kembali ke asramanya dan menceritakan kepada teman-temannya bahwa dia baru saja 'dipukuli dan diperkosa' di taman.

“Wajahku penuh luka, goresan di hidung dan bibirku, air mata di pipiku. Rambut saya kusut dengan daun. Pakaian saya terbalik dan berlumuran darah. Mata saya berkaca-kaca,'' tulisnya.

Baca juga: Teroris Berbahaya Kabur dari Penjara Kenya, Saat Jalani Hukuman 41 Tahun akibat Tewaskan 148 Orang

Beberapa bulan kemudian, dia melihat seorang pria kulit hitam di jalan dan mengira itu pelakunya. Sebold lalu pergi ke polisi, tetapi dia tidak tahu nama pria itu dan pemeriksaan awal di daerah itu gagal menemukannya.

Seorang petugas memiliki prasangka bahwa pria di jalan itu pasti Broadwater, yang diduga terlihat di daerah itu. Sebold memberi Broadwater nama samaran Gregory Madison dalam bukunya.

Namun, setelah Broadwater ditangkap, Sebold gagal mengidentifikasi dia dalam barisan polisi. Dia memilih pria lain sebagai penyerangnya.

Dalam bukunya Sebold menulis kesalahan itu terjadi karena “ekspresi di matanya memberitahu saya bahwa jika kami sendirian, jika tidak ada dinding di antara kami, dia akan menelepon dan memanggil nama saya dan kemudian membunuh saya.”

Sebold juga menulis dalam memoarnya bahwa Broadwater dan pria di sebelahnya tampak serupa. Lalu beberapa saat setelah dia membuat pilihan, dia sadar telah memilih pria yang salah.

Sebold kemudian mengidentifikasi Broadwater di pengadilan.

Baca juga: Wabah Covid-19 Merebak di Penjara Singapura, 200 Orang Positif Termasuk Staf dan Terpidana Mati

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com