Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Ancam Pendukung "Kemerdekaan" Taiwan Hukuman Penjara Seumur Hidup

Kompas.com - 05/11/2021, 21:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – China memberi ancaman hukuman penjara seumur hidup untuk orang-orang yang mendukung “kemerdekaan” Taiwan.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan China Zhu Fenglian pada Jumat (5/11/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Itu adalah pertama kalinya China secara gamblang memberi ancaman hukuman kepada orang-orang yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan.

Baca juga: Republikan AS Usul Bujet Rp 28,7 Triliun Per Tahun untuk Bantu Taiwan Lawan China

Ancaman itu disampaikan ketika hubungan antara Beijing dan Taipei semakin memanas akhir-akhir ini.

Zhu menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen Taiwan You Si-kun, dan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu sebagai orang-orang yang keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan.

Itu juga merupakan pertama kalinya China mengumumkan secara terbuka daftar orang-orang yang masuk ke dalam kategori tersebut.

Zhu menambahkan, China akan menjatuhkan hukuman pada orang-orang dalam kategori tersebut.

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Tegaskan AS Mampu Pertahankan Taiwan dari Serangan China

Mereka tidak akan diizinkan memasuki China daratan dan Daerah Administratif Khusus China di Hong Kong dan Makau.

Orang-orang yang masuk daftar hitam tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari China daratan.

Perusahaan atau entitas yang mendanai mereka juga tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari China daratan.

Sebagian politikus Taiwan mengandalkan sumbangan dari beberapa perusahaan untuk mendanai kampanye mereka.

Baca juga: China Tak Akan Serang Taiwan dalam Waktu Dekat

Banyak perusahaan Taiwan memperoleh keuntungan dari melakukan bisnis dengan China daratan. Selain itu, puluhan ribu orang Taiwan saat ini juga bekerja di China daratan.

Zhu menambahkan, Beijing juga akan mengambil tindakan lain yang diperlukan terhadap orang-orang tersebut.

“Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air, dan memecah belah negara tidak akan pernah berakhir dengan baik dan akan ditolak oleh rakyat serta dihakimi oleh sejarah,” ujar Zhu.

Ketegangan antara Beijing dan Taipei akhir-akhir ini meningkat drastis. China selalu mengeklaim Taiwan adalah bagian dari wilayahnya.

Sementara Taiwan berkukuh bahwa negaranya adalah negara yang independen dan memiliki pemerintahan sendiri.

Baca juga: AS Sumbang 1,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tambahan ke Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com