Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut 68 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Panglima Militer dan Kepala Penjara Mundur

Kompas.com - 16/11/2021, 16:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

QUITO, KOMPAS.com - Panglima militer dan kepala penjara Ekuador mengumumkan mundur, buntut 68 napi tewas dalam kerusuhan di penjara.

Quito menyatakan, Presiden Guillermo Lasso menerima pengunduran diri Wakil Laksamana Jorge Cabrera, kepala komando gabungan.

Presiden Lasso juga menerima mundurnya kepala dinas lembaga pemasyarakatan SNAI, Bolivar Garzon, demikian keterangan kantor kepresidenan.

Baca juga: Kerusuhan Kembali Terjadi di Penjara Ekuador, 68 Napi Tewas

Mundurnya dua pejabat top tersebut terjadi setelah kerusuhan kembali terjadi di penjara Guayaquil, Jumat (12/11/2021).

Konflik terjadi di antara napi yang bersenjatakan senjata api, parang, hingga peledak yang mengakibatkan 68 tahanan tewas.

Gambar maupun video yang sempat beredar di media sosial menunjukkan sejumlah membakar jenazah korban yang penuh darah.

Kericuhan itu mengulangi insiden serupa pada September juga di Guayaquil, di mana ratusan narapidana terbunuh.

Kekerasan di penjara maupun kapasitas lembaga pemasyarakatan yang penuh menjadi episode terburuk negara Amerika Latin tersebut tahun ini.

Kantor kepresidenan menerangkan, Lasso menerima pengunduran diri Cabrera dan Garzon untuk mencegah insiden lanjutan.

Baca juga: Sprinter Ekuador Ikon Negaranya di Olimpiade London 2012 Ditembak Mati di Rumahnya

Dalam pertemuan dengan pejabat militer, pertahanan, dan kepolisian, Lasso melantik Jenderal Orlando Fuel sebagai pengganti Cabrera.

Sementara Marlo Brito, pemimpin Pusat Intelijen Strategis (CIES) akan mengisi posisi yang ditinggalkan Garzon, dilansir AFP Senin (15/11/2021).

Berada di antara dua produsen kokain terbesar dunia, Kolombia dan Peru, Ekuador sering mengalami pertikaian antar-geng kriminal.

Baca juga: Terseret Skandal Pandora Papers, Presiden Ekuador Diselidiki

Negara berpenduduk 17,7 juta tersebut disukai bandar narkoba tidak hanya karena perbatasannya yang keropos.

Tetapi juga ekonominya yang menggunakan dollar AS, serta sejumlah pelabuhan utama yang dipakai untuk kegiatan ekspor.

Otoritas setempat mengumumkan tangkapan narkoba terbesar, 155 ton kokain, yang dibukukan dari Januari sampai Oktober 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com