Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah China Larang Keras Selebritasnya Pamer Kekayaan di Media Sosial

Kompas.com - 29/11/2021, 05:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China telah melarang selebritasnya memamerkan kekayaan mereka di media sosial dalam tindakan keras terbaru dalam penertiban industri hiburan.

Administrasi Cyberspace China kemarin mengumumkan bahwa selebritas di negara itu tidak akan diizinkan untuk "memamerkan kekayaan" atau "membanggakan secara berlebihan" di media sosial.

Melansir Daily Mail pada Rabu (24/11/2021), aturan tersebut juga mencegah selebritas memublikasikan informasi palsu atau pribadi, memprovokasi penggemar terhadap grup penggemar lain, dan menyebarkan desas-desus.

Business Insider melaporkan bahwa akun media sosial selebritas dan penggemar akan diminta untuk mematuhi "ketertiban umum dan kebiasaan yang baik, mematuhi orientasi opini publik dan orientasi nilai yang benar, mempromosikan nilai-nilai inti sosialis, serta mempertahankan gaya dan selera yang sehat".

Baca juga: China Mulai Perangi Artis Miliarder, Beri Label “Tumor Sosial” hingga Dihapus dari Internet

Aturan baru tersebut merupakan tindakan keras terbaru terhadap budaya selebritas di China karena negara tersebut terus memperkuat cengkeramannya pada industri hiburan.

Pada September, selebritas China diperingatkan bahwa mereka harus "menentang ide-ide dekaden dari pemujaan uang, hedonisme, dan individualisme ekstrim" di sebuah simposium industri hiburan yang diselenggarakan oleh Partai Komunis.

Pertemuan di Beijing mengkampanyekan slogan, "Love the party, love the country, advocate morality and art".

Pertemuan itu dihadiri oleh pejabat senior partai dan bos bisnis pertunjukan yang diberitahu bahwa mereka harus mematuhi etika sosial, moralitas pribadi, dan nilai-nilai keluarga.

China melihat budaya selebritas dan berburu kekayaan sebagai impor Barat yang berbahaya, yang mengancam Komunisme karena mempromosikan individualisme dari pada kolektivisme.

Dalam konferensi diberitahu bahwa para figur publik harus "secara sadar meninggalkan selera vulgar dan kitsch yang lebih rendah, dan secara sadar menentang ide-ide dekaden tentang pemujaan uang, hedonisme, dan individualisme ekstrem", demikian laporan media pemerintah.

Baca juga: 21 Akun Weibo Penggemar K-pop Diblokir Pemerintah China, Ini Alasannya...


Pada Agustus, daftar "selebritas nakal" yang diduga telah masuk daftar hitam oleh Beijing beredar di media sosial.

Zhao (45) dan Zheng (30), keduanya ada dalam daftar, bersama dengan bintang pop China-Kanada Kris Wu, yang ditangkap karena dicurigai melakukan pemerkosaan pada awal tahun 2021.

Pada Oktober, sebuah memo bocor mengungkapkan bahwa Beijing berencana melarang video game yang menampilkan hubungan gay, "laki-laki banci" atau memungkinkan pemain memilih menjadi baik atau jahat.

Para pejabat mengatakan, China tidak lagi melihat permainan sebagai "hiburan", tetapi sebagai bentuk seni yang harus mempromosikan apa yang dianggapnya sebagai "nilai-nilai yang benar" dan "pemahaman yang akurat' tentang sejarah dan budaya.

Dengan demikian, larangan tersebut juga akan melarang video game yang melibatkan "orang barbar" atau upaya untuk mengubah sejarah Nazi atau kekaisaran Jepang, menurut memo yang dilihat oleh South China Morning Post.

Baca juga: Pemerintah China Khawatir Pemuda Negaranya Terlalu Feminin, Dorong Didikan Lebih Jantan

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com