Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah China Khawatir Pemuda Negaranya Terlalu "Feminin", Dorong Didikan Lebih "Jantan"

Kompas.com - 04/02/2021, 16:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

BEIJING, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan China mengeluarkan pernyataan kontroversi  bahwa pria muda negaranya telah menjadi terlalu "feminin", sehingga perlu dididik lebih jantan.

Pernyataan kementerian pendidikan China itu menuai kritik karena dinilai mengandung pesan seksis oleh banyak pengguna online, seperti yang dilansir dari BBC pada Kamis (4/2/2021).

Pemerinah China menyatakan keprihatinan bahwa panutan pria palig populer di negara Panda itu bukan lagi sosok pria kuat, atletis, seperti "pahlawan tentara".

Baca juga: China Akan Sumbangkan 10 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Covax

Keprihatinan pemerintah itu disebutkan pada pekan ini dalam proposal dengan judul "Mencegah Feminisasi Remaja Laki-laki", yang menyerukan sekolah-sekolah untuk mereformasi sepenuhnya pendidikan jasmani dan memperkuat perekrutan guru.

Proposal itu menyarankan untuk merekrut pensiunan atlet dan orang-orang dengan latar belakang olah raga, serta "mengembangkan dengan penuh semangat" olah raga tertentu, seperti sepak bola dengan maksud untuk "menumbuhkan kejantanan siswa".

Itu adalah dorongan yang menentukan di negara komunis yang media tidak benar-benar mengizinkan apa pun, selain bintang yang bersih "bertanggung jawab secara sosial".

Baca juga: China Bantah Tudingan Jadi Dalang di Balik Kudeta Militer Myanmar

Pada Mei lalu, delegasi dari badan penasihat utama China, Si Zefu, mengatakan bahwa banyak pemuda China yang menjadi "lemah, pemalu, dan merendahkan diri".

Ada kecenderungan di antara pemuda China laki-laki ke arah "feminisasi", katanya, yang "pasti akan membahayakan kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa China", kecuali jika "dikelola secara efektif".

Si Zefu mengatakan lingkungan rumah turut bertanggung jawab atas "melemahnya laki-laki", dengan sebagian besar anak laki-laki dibesarkan oleh ibu atau nenek mereka.

Ia juga mencatat bahwa meningkatnya daya tarik selebriti pria tertentu membuat banyak anak "tidak ingin menjadi 'pahlawan tentara'" lagi.

Sehingga, ia mendorong sekolah untuk harus memainkan peran yang lebih besar dalam memastikan anak muda China mendapatkan pendidikan yang seimbang, maskulin.

Baca juga: Kanada Meminta Maaf kepada China Masalah Kaus Hiphop, Singgung Wuhan?

Kritik netizen

Sebagian besar reaksi masyarakat China terhadap pemberitahuan pemerintah tersebut bersifat negatif.

Ratusan ribu orang China telah menggunakan media sosial untuk menyuarakan kemarahan mereka, dengan banyak mencap pesan pemerintah seksis.

"Apakah feminisasi sekarang menjadi istilah yang merendahkan?" kata seorang netizen di Weibo bertanya yang menerima lebih dari 200.000 likes.

Netizen lainnya berkata, "Anak laki-laki juga manusia...menjadi emosional, pemalu atau lembut, ini adalah karakteristik manusia."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com