Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Vaksin Sputnik V Rusia, Pemerintah Iran Dituding Gunakan Pertimbangan Diplomatis Bukan Medis

Kompas.com - 04/02/2021, 14:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pekan lalu mengumumkan kandidat vaksin virus corona Sputnik V produksi Rusia, menjadi vaksin asing pertama yang disetujui di Iran.

Pengumuman itu disampaikan saat Zarif berada di Moskwa, sebagai bagian dari perjalanan diplomatik lintas Kaukasus. Dia menyatakan persetujuan Sputnik V untuk penggunaan darurat, dan mengatakan Iran berniat mulai memproduksi bersama vaksin tersebut dalam waktu dekat.

Pengiriman pertama 10.000 dosis diharapkan tiba di Iran pada Kamis (4/2/2021). Sementara hingga 400.000 dosis lainnya diharapkan datang dalam beberapa angsuran sebelum tahun kalender Iran saat ini berakhir pada akhir Maret.

Petugas kesehatan dan kelompok yang sangat rentan berada di urutan pertama yang menerima dosis terbatas.

Namun keputusan itu membuat publik dan pejabat kesehatan terjebak dalam perdebatan tentang penggunaan vaksin tersebut.

Penolakan pada Sputnik V pertama datang dari salah satu pakar penyakit menular terkemuka Iran, Minoo Mohraz.

Tokoh terkemuka dalam upaya negara itu untuk memproduksi vaksin lokal Iran mengatakan tidak akan menggunakan vaksin itu karena belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Badan Obat Eropa. Dia menambahkan bahwa impor itu dilakukan karena “nasib buruk rakyat Iran".

Kritiknya menuai teguran keras dari Kianoush Jahanpour, juru bicara Administrasi Makanan dan Obat Iran. Menurutnya Mohraz tidak memiliki "tanggung jawab atau status" untuk mempertimbangkan vaksin Covid-19 asing.

Baca juga: Spanyol Akan Gunakan Vaksin Covid-19 Sputnik V jika Disetujui EMA

Sementara itu, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki menilai setiap klaim negara itu mengimpor vaksin yang tidak aman, sama dengan "penjahat" dan "pengkhianatan nasional." Penolakan dan hujatan atas Sputnik V juga disebut terjadi karena "kepentingan ekonomi."

“Yang membuat kecewa banyak orang yang tidak tahan melihatnya, kami akan memberikan vaksin kepada keluarga kami sendiri sehingga semua orang akan tahu bahwa kami menganggap kesehatan masyarakat di atas kesehatan kami sendiri,” kata Namaki di TV.

Beberapa pejabat Iran tidak menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.

Pertimbangan diplomatik

Pemerintah Iran, sementara itu, menolak klaim bahwa mereka membeli Sputnik V karena keuntungan politik.

Pada Rabu (3/2/2021), Kepala Staf Presiden Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi, mengatakan Iran dapat mengakses vaksin jauh lebih awal karena hubungan baiknya dengan Rusia.

"Jika vaksin itu dibeli secara sembarangan dan tanpa evaluasi ahli, prosesnya tidak akan memakan waktu selama ini," kata Vaezi. Apalagi menurutnya, Sputnik V pada Agustus tahun lalu, menjadi vaksin pertama di dunia yang menerima persetujuan nasional.

Meski demikian, hampir 100 anggota Dewan Medis Iran menandatangani surat yang dialamatkan kepada Presiden Rouhani. Mereka berpendapat pembelian Sputnik V sebelum persetujuan internasional bisa "berbahaya".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com