WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan penghentian sementara semua operasi militer selama 60 hari ke depan, untuk para komandan "dapat berdiskusi" dengan anggota layanannya terkait masalah ekstremisme internal.
Juru bicara Pentagon, John Kirby mengumumkan pada Rabu (3/2/2021), bahwa Austin berharap untuk penghentian operasi itu dapat mencapai 2 hal.
Pertama, Austin ingin para pemimpin setiap cabang militer dapat mengkomunikasikan harapan mereka tentang bagaimana pasukannya harus bersikap.
Baca juga: AS Kini Hadapi Peningkatan Ancaman Ekstremis Domestik Pasca Insiden Gedung Capitol
Kedua, berharap akan "ada masukan" dari para anggota pasukan tentang "ruang lingkup masalah dari pandangan mereka".
Melansir CNN pada Rabu (3/2/2021), masalah ektremis di tubuh militer AS telah menjadi perhatian utama sejak peristiwa kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol.
Setidaknya ada 22 orang yang tercatat sebagai mantan dan anggota yang masih menjabat di militer, yang telibat dalam kerusuhan itu, menurut analisis terbaru CNN.
Baca juga: Joe Biden Kerahkan Intelijen Nasional hingga FBI untuk Tinjau Ekstremis Domestik
Austin membuat jangka waktu selama 60 hari untuk dilakukannya penghentian sementara operasi militer AS, tapi menaruh harapan ada "tindakan tambahan" lebih cepat untuk mengatasi masalah ekstremisme di tubuh militer AS.
Kirby mengatakan diskusi itu dimaksudkan untuk membantu memberikan informasi kepada Austin untuk "mengambil keputusan ke depan".
Baca juga: Joe Biden Serukan Ancaman dari Dalam Negeri, Sebut Kemunculan Gerakan Ekstremis Domestik
"Saya menduga bahwa hal itu pasti menginformasikan pengambilan keputusannya di masa depan dan kebijakan yang mungkin dia inginkan agar layanan mulai diterapkan dan diberlakukan," kata Kirby.
Austin telah bertemu dengan semua sekretaris dinas dan kepala dinas militer, termasuk Komandan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, Rabu pagi untuk membahas masalah tersebut.
Baca juga: Piagam Ekstremis Besutan Presiden Perancis Ditolak 3 Kelompok Muslim
Departemen Pertahanan belum memberikan data ekstensif tentang berapa banyak anggota militer selama beberapa tahun terakhir yang telah menunjukkan perilaku ekstremis.
Sejauh ini, hanya merujuk ke data yang disediakan oleh FBI pada 2020, di mana, dari 143 pemberitahuan penyelidikan anggota militer departemen pertahanan, 68 di antaranya terkait dengan ekstremisme domestik.
Departemen Pertahanan belum memberikan data tentang kasus atau insiden terkait ekstremisme di militer di luar data FBI itu.
Baca juga: Potensi Ekstremis, 12 Anggota Garda Nasional Dicopot dari Tim Keamanan Biden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.