Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Akun Weibo Penggemar K-pop Diblokir Pemerintah China, Ini Alasannya...

Kompas.com - 07/09/2021, 14:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Penggeram K-pop mendapatkan dampak dari tindakan keras terbaru pemerintah China terhadap budaya selebriti.

Weibo, Twitter versi China yang sangat disensor, pada Minggu (5/9/2021) mengumumkan telah memblokir 21 akun penggemar yang didedikasikan untuk berbagai artis K-pop, karena "perilaku menggemari bintang yang tidak rasional".

Akun-akun yang telah diblokir selama 30 hari, didedikasikan untuk para anggota artis pop Korea Selatan, termasuk BTS, Blackpink, EXO, dan IU, seperti yang dilansir dari CNN pada Senin (6/9/2021).

Pemblokiran sementara terjadi setelah akun penggemar yang didedikasikan untuk artis BTS Jimin diblokir.

Baca juga: Penjara dan Eksekusi Mati, Hukuman bagi Warga Korut yang Suka K-Pop

Sebuah pemberitahuan di akun fan club Jimin BTS tertulis, "Akun ini untuk sementara diblokir dari unggahan karena melanggar regulasi komunitas Weibo".

Weibo menambahkan bahwa beberapa unggahan blog juga telah dihapus.

Weibo mengatakan pihaknya "dengan tegas menentang perilaku mengejar bintang yang tidak rasional dan akan menindak itu secara serius", dan berjanji untuk "mempromosikan aktivitas menggemari bintang yang rasional dan mengatur ketertiban masyarakat".

Dalam beberapa pekan terakhir, industri hiburan China yang lebih luas telah dibidik Partai Komunis yang berkuasa, karena tindakan keras Presiden Xi Jinping terhadap bisnis swasta telah meluas melampaui target awalnya sebatas sektor teknologi.

Zhao Wei, salah satu aktris paling terkemuka di China yang menerima akibatnya. Dalam semalam sebagian besar unggahan terkait penampilan dihapus dari internet China.

Baca juga: Kim Jong Un Sebut K-Pop sebagai Kanker Ganas yang Menggerogoti Negaranya

Halaman penggemarnya di Weibo ditutup. Film dan acara televisi yang ia bintangi sejak dua dekade lalu dikeluarkan dari platform streaming, nama sang aktris juga dihapus dari daftar pemeran.

Ketika selebriti China secara individu telah menjadi sasaran tindakan keras pemerintah, yang terbaru kini adalah menertibkan penggemar.

Pemerintah China membidik penggemar selebriti yang populer di kalangan anak muda dari negeri Tirai Bambu.

Cyberspace Administration of China (CAC) baru-baru ini mengumumkan 10 langkah untuk "membersihkan" apa yang disebutnya "kekacauan" klub penggemar selebriti.

Di antaranya, melarang segala upaya untuk memeringkat selebriti berdasarkan popularitas, memperketat peraturan seputar agensi bakat, dan akun klub penggemar.

Sehari sebelumnya, platform video populer iQiyi membatalkan semua acara pencarian bakat idola, menyebutnya "tidak sehat."

Baca juga: Kim Jong Un Makin Benci Budaya Asing, Nonton K-Pop Bisa Dihukum Mati

Di media sosial China, sejumlah komentar mengatakan tindakan keras pemerintah sekarang mengingatkan mereka pada Revolusi Kebudayaan, satu dekade kekacauan politik dan sosial antara 1966 dan 1976, di mana seni dan budaya dibatasi untuk mempromosikan propaganda partai.

Partai Komunis, yang memandang budaya populer sebagai medan pertempuran ideologis utama, telah lama menjaga sektor hiburan dengan sensor ketat.

Namun, itu juga telah mendorong pertumbuhan film dan pertunjukan domestik yang dimaksudkan untuk membantu memenangkan publik China dari Hollywood dan produksi asing lainnya.

Di bawah Xi, partai semakin terobsesi dengan kontrol ideologis dan budaya. Pesona ketenaran dan hiruk-pikuk fandom semakin dipandang sebagai pengaruh yang berbahaya dan merusak, terutama pada kaum muda negara itu.

Baca juga: Korea Utara Sebut Grup Band K-pop Seperti Budak yang Dicuri Tubuh, Pikiran, dan Jiwa Mereka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com