Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polandia: Krisis Migran Upaya Terbesar Mengacaukan Eropa sejak Perang Dingin

Kompas.com - 21/11/2021, 17:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WARSAWA, KOMPAS.com – Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyebut krisis migran di perbatasan Belarus-Polandia sebagai upaya mengacaukan Eropa terbesar sejak Perang Dingin.

Pernyataan tersebut disampaikan Morawiecki pada Minggu (21/11/2021) sebagaimana dilansir AFP.

Pada Minggu malam waktu setempat, Morawiecki akan bertemu dengan rekan-rekannya dari negara-negara Baltik. Dua di antara negara tersebut juga berbatasan dengan Belarus.

Baca juga: Krisis Migran, Polandia Sebut Belarus Ubah Taktik dengan Memecah ke Kelompok Kecil

Pertemuan tersebut akan membahas krisis migran. Setelah itu, Morawiecki mengunjungi ibu kota negara Uni Eropa lainnya pekan ini.

Morawiecki menuding Presiden Belarus Alexander Lukashenko melancarkan perang hibrida melawan blok tersebut melalui krisis migran.

“Ini adalah upaya terbesar untuk mengacaukan Eropa dalam 30 tahun terakhir,” kata Morawiecki di Twitter.

“Polandia tidak akan menyerah pada pemerasan dan akan melakukan segalanya untuk mempertahankan perbatasan Uni Eropa,” sambungnya.

Baca juga: Alexander Lukashenko: Sangat Mungkin Pasukannya Bantu Migran Masuk Perbatasan Belarus-Polandia

Barat menuduh Belarus menciptakan krisis migran dengan mengundang calon migran, kebanyakan dari Timur Tengah, lalu mendorong mereka ke perbatasan dengan janji akan mudah menyeberang ke Uni Eropa.

Belarus telah membantah klaim tersebut. Sebaliknya, negara itu mengkritik Uni Eropa karena tidak menerima para migran.

Lukashenko mengatakan kepada BBC pada Jumat (19/11/2021) bahwa sangat mungkin pasukannya telah membantu orang menyeberang ke Uni Eropa. Namun, dia membantah Belarus mengatur operasi tersebut.

“Kami orang Slavia. Kami punya hati. Pasukan kami tahu para migran akan pergi ke Jerman. Mungkin seseorang membantu mereka,” ujarnya.

Baca juga: Belarus Tampung 7.000 Migran, 2.000 di Antaranya Berkemah di Perbatasan Polandia

“Tapi aku tidak mengundang mereka ke sini,” sambung Lukashenko.

Meskipun ada tanda-tanda krisis migran sedikit mereda, pada Minggu penjaga perbatasan Polandia melaporkan upaya penyeberangan baru.

Upaya tersebut termasuk oleh kelompok yang sangat agresif yang terdiri atas sekitar 100 migran.

Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak mengatakan pada Sabtu (20/11/2021) bahwa Belarus telah mengubah taktiknya dengan mengarahkan kelompok migran yang lebih kecil ke beberapa titik di sepanjang perbatasan.

Media Polandia melaporkan, sedikitnya 11 migran telah tewas sejak krisis dimulai.

Baca juga: Krisis Migran di Perbatasan Belarus-Polandia Bisa Berlangsung Berbulan-bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com