Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Melaka: Barisan Nasional Menang Telak dan Kembali Berjaya

Kompas.com - 21/11/2021, 14:00 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KOTA MELAKA, KOMPAS.com – Barisan Nasional (BN) kembali menunjukan taringnya di kancah perpolitikan Malaysia.

Koalisi berkuasa yang dipimpin Partai UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) itu mengejutkan "Negeri Jiran” dengan kemenangan telak di pemilu dini negara bagian Melaka, Sabtu (20/11/2021).

Di luar dugaan BN berhasil memenangi dua pertiga kursi di parlemen Melaka yaitu sebanyak 21 kursi. Kemenangan ini hanya berselang 3 tahun setelah kekalahan memalukan pada pemilu Mei 2018.

Baca juga: Meski Korup, UMNO Berpeluang Besar Isi Posisi PM Malaysia

Hasil ini menjadi barometer politik krusial menjelang pemilu parlemen Malaysia yang diperkirakan akan digelar tahun depan.

Negera bagian Melaka memiliki komposisi demografi yang mirip dengan peta politik nasional yaitu 60 persen pemilih adalah suku Melayu.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob yang baru berkuasa 3 bulan dapat menggunakan momentum kemenangan ini untuk membubarkan parlemen, mengakhiri ketidakstabilan politik yang mendera Malaysia sejak Februari 2020.

Pemilih Melayu yang sempat berpaling dari UMN0 kembali memutuskan memberikan suara kepada partai terbesar Malaysia itu.

Mantan perdana menteri Najib Razak menjadi pemenang terbesar dari pemilu Melaka ini.

Memimpin langsung kampanye UMNO, Najib membuktikan popularitasnya di kalangan pemilih Melayu terutama pemilih daerah rural atau pedesaan.

Walau telah dijatuhi hukuman penjara karena kasus korupsi 1MDB, posisi politik Najib dan faksinya semakin menguat dengan kemenangan ini.

Rumor politik mengencang, Najib akan mencoba merebut kembali posisi Presiden UMNO atau bahkan kursi PM jika bandingnya dikabulkan oleh pengadilan Malaysia.

Baca juga: Najib Razak Makin Aktif, Akankah Comeback ke Politik Malaysia?

Anwar Ibrahim dan Muhyiddin terpuruk

Hasil pemilu Melaka menjadi mimpi buruk bagi pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar gagal mengulangi kemenangan bersejarah pada pemilu 2018.

Yang ada, koalisi yang memimpin Melaka selama dua tahun itu kehilangan 10 kursi. Pakatan hanya mampu memenangi 5 kursi.

Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar menjadi pecundang terbesar. PKR pulang dengan tangan kosong setelah gagal memenangan kursi sama sekali.

Hasil memilukan ini memunculkan pertanyaan besar apakah Anwar masih sosok yang tepat untuk menjadi calon PM Pakatan.

Rendahnya partipasi pemilih yang hanya menyentuh 63 persen, anjlok 20 persen lebih dari pemilu sebelumnya, menjadi faktor utama kekalahan Pakatan.

Banyak pemilih Pakatan memilih berdiam di rumah karena khawatir terinfeksi virus Covid-19.

Tidak sedikit juga yang golput karena kejenuhan terhadap krisis politik berkepanjangan Malaysia.

Baca juga: Mahathir: Pakatan Harapan Tumbang karena Dukung Anwar Ibrahim, Bukan Saya

Pakatan juga kehilangan pemilih muda Melayu yang berpaling ke UMNO atau partai Bersatu pimpinan Muhyiddin.

Bersatu sendiri memenangkan dua kursi dengan total perolehan suara yang jauh lebih baik dari prediksi.

Namun, mitra koalisi Bersatu yaitu Partai Islam se-Malaysia (PAS) dan Partai Gerakan nihil kursi.

Bagi Muhyiddin yang memimpin Malaysia selama 17 bulan, hasil ini menunjukan jalan sangat terjal yang dihadapi koalisinya untuk kembali berkuasa.

Partai Bersatu tidak berdaya menghadapi kuatnya mesin politik dan akar rumput UMNO terutama untuk menggaet suara pemilih Melayu.

Jika hasil pemilu ini direplikasi di tingkat nasional, UMNO akan memiliki peluang besar untuk meraih mayoritas yang kuat di Dewan Rakyat.

Skandal politik 1MDB yang menjadi senjata oposisi pada Pemilu 2018 tidak efektif lagi untuk menjatuhkan UMNO. Rakyat Malaysia jelas menginginkan stabilitas politik yang telah mereka nikmati ketika UMNO berkuasa selama 61 tahun.

Baca juga: Buron Skandal Korupsi Terbesar Malaysia, Jho Low, Masih Sempat Berkencan dengan Model Top AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com