Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Singapura Perpanjang Pembatasan Sosial Sebulan

Kompas.com - 22/10/2021, 11:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura memperpanjang pembatasan Covid-19 selama sebulan lagi setelah negara kota itu terus melaporkan lonjakan kasus Covid-19.

Jumlah kasus Covid-19 di “Negeri Singa” pada Rabu (20/10/2021) bertambah sebanyak 3.862 kasus sebagaimana dilansir CNN.

Selain itu, Singapura juga mencatatkan 18 kematian baru akibat virus corona pada Rabu.

Baca juga: Singapura Kewalahan Tangani Covid-19, Usai Terus Tembus Rekor Kasus

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, pembatasan sosial terkait Covid-19 akan diperpanjang hingga 21 November.

Sebelumnya, Singapura menerapkan pembatasan mulai 27 September hingga 24 Oktober.

Dalam aturan tersebut, pemerintah membatasi pertemuan hingga maksimal dua orang dan pekerja didorong untuk tinggal di rumah.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, perpanjangan pembatasan tersebut akan ditinjau kembali dalam dua pekan.

Baca juga: Dapat 6.000 Tanda Tangan, Petisi Orang Belum Divaksin Boleh Masuk Mal Singapura Hilang

“Sayangnya, mengingat tekanan yang terus berlanjut pada sistem perawatan kesehatan kami, lebih banyak waktu diperlukan untuk menstabilkan situasi,” kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Kementerian menambahkan, rumah sakit di negara tersebut juga bersiap untuk merawat pasien bergejala berat.

“(Kementerian) melakukan apa pun yang kami bisa untuk mendukung dan memperkuat rumah sakit,” kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Salah satu pimpinan gugus tugas Covid-19 Singapura, Lawrence Wong, mengatakan pada Rabu bahwa staf medis di sana tengah keletihan dan kelelahan.

Baca juga: Dihantam Gelombang Ke-6 Covid-19, Singapura Target Capai New Normal dalam 3-6 Bulan

“Pada situasi saat ini, kami menghadapi risiko yang cukup besar dari sistem perawatan kesehatan yang kewalahan,” tambah Wong.

Singapura sebelumnya mengumumkan pada Juni bahwa mereka akan meninggalkan strategi nol-Covid demi rencana baru untuk hidup berdampingan dengan virus corona.

Pergeseran itu dimungkinkan berkat tingkat vaksinasi yang tinggi di negara itu, dan termasuk yang terbaik di dunia.

Pada 19 Oktober, 84 persen populasi Singapura sudah diberi vaksin Covid-19 dosis penuh dan 85 persen populasi telah menerima setidaknya satu dosis.

Baca juga: Kasus Covid-19 Singapura Melonjak, Buruh Migran Dilarang Berbaur dengan Publik

Selama 28 hari terakhir, 98,7 persen kasus terinfeksi lokal tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan.

Selain itu, hanya 0,1 persen dari kasus tersebut yang harus dirawat di ICU.

Dari 3.862 kasus Covid-19 terbaru, 630 kasus terkait dengan asrama pekerja migran. Kasus-kasus lainnya, hampir seluruhnya di kalangan masyarakat setempat.

Baca juga: Meroket Tanpa Henti, Kasus Harian Covid-19 Singapura Tembus 2.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com