Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Berencana Bangun Pipa Gas Baru ke Mesir

Kompas.com - 22/10/2021, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Israel mempertimbangkan pembangunan pipa gas baru ke Mesir untuk meningkatkan ekspor gas alam ke tetangganya tersebut dengan cepat.

Kementerian Energi Israel mengatakan, pertimbangan tersebut sedang dilakukan mengingat pasokan gas alam global saat ini mengalami pengetatan.

Melansir Reuters, Kamis (21/20/2021), pipa gas baru tersebut rencananya akan dibuat di atas tanah dan akan memperkuat jaringan pipa gas alam Israel dan Mesir melalui utara Semenanjung Sinai.

Baca juga: Kelangkaan Energi di Eropa, Jutaan Orang Terancam Tidak Mampu Bayar Biaya Gas dan Listrik

Pipa tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 200 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) dan dapat beroperasi dalam 24 bulan.

Bila pembangunan pipa baru tersebut benar-benar terealisasikan, ditambah dilaksanakannya rencana membangun pipa bawah laut kedua ke Mesir dalam beberapa tahun ke depan, posisi Israel akan semakin kuat sebagai pusat energi utama di Mediterania timur.

Sejak Januari 2020, Israel menjadi pemasok utama gas alam ke Mesir setelah memulai produksi dari ladang gas lepas pantai di Tamar dan Leviathan.

Sekitar 5 miliar meter kubik gas per tahun didistribusikan melalui pipa bawah laut yang menghubungkan Israel dan Semenanjung Sinai Mesir.

Baca juga: ISIS Kembali Menyerang, Ledakkan Pipa Gas Bumi Suriah

Dengan adanya pipa baru, akan meningkatkan pasokan gas alam ke Mesir dengan tambahan 3 sampai 5 miliar meter kubik gas per tahun.

“Israel dan Mesir mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan kerja sama dalam penyediaan gas alam,” kata Kementerian Energi Israel kepada Reuters.

“Salah satu opsi yang sedang dipelajari, menyusul permintaan Mesir untuk pasokan gas alam lebih lanjut, adalah pipa gas di darat,” sambung Kementerian Energi Israel.

Pipa tersebut akan dimiliki oleh perusahaan Israel Natural Gas Lines. Kini, rutenya sedang dalam proses mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat.

Baca juga: Derita Warga Filipina Saat Lockdown, Beli Gas Masak Pun Tak Ada Uang

Sementara itu, Kementerian Energi Mesir tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pasar gas di Eropa dan Asia meroket tahun ini karena pasokan menjadi lebih ketat ketika aktivitas perekonomian di seluruh dunia sedang menguat.

Di sisi lain, kontrak pasokan gas antara Israel dengan Mesir selama 15 tahun melindungi Kairo dari fluktuasi harga yang sedang terjadi.

CEO Delek Drilling Yossi Abu mengatakan, Mesir memiliki semua kriteria dan kondisi untuk menjadi hub global yang akan memusatkan volume tambahan gas dari Israel.

Baca juga: Penghasil Batu Bara Terbesar Diterjang Banjir Bandang, Krisis Energi China Bisa Makin Buruk

“Siprus dan wilayah sekitarnya dan menjadi titik fokus perdagangan gas baik regional maupun global,” Yossi Abu kepada Reuters.

Namun, pipa yang terletak darat berisiko diserang oleh kelompok milisi di Semenanjung Sinai.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok milisi tersebut berusaha menargetkan infrastruktur gas di semenanjung itu.

Baca juga: Stok Batu Bara Hampir Habis, New Delhi Terancam Krisis Energi Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com