Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri Eksperimen Kejam Donald dan Gua, yang Buat Bayi Manusia Seperti Simpanse

Kompas.com - 21/10/2021, 23:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Seorang bayi manusia yang dibesarkan bersama simpanse "menjadi lebih seperti kera daripada manusia", sebelum secara tragis mengakhiri hidupnya sendiri di kemudian hari.

Psikolog hewan Winthrop Niles Kellogg dan istrinya Luella melakukan eksperimen aneh pada 1930-an.

Baca juga: Mengenal Pitch Drop, Eksperimen Laboratorium Terlama di Dunia

Mereka membesarkan seekor simpanse bernama Gua, bersama dengan putra mereka Donald, sebagai "saudara laki-laki dan perempuan".

Namun, pasangan itu mendapat hasil yang jauh dari harap mereka, ketika putra mereka Donald justru akhirnya berperilaku menjadi lebih mirip kera daripada manusia.

“Keluarga baru”

Kellogg terpesona akan gagasan anak-anak yang dibesarkan di alam liar dengan sedikit atau tanpa bantuan manusia. Dia merasa cara terbaik untuk mencoba meniru hal itu secara terbalik, dengan membawa simpanse ke rumahnya.

Dia tahu meninggalkan anak manusia di hutan belantara secara moral tercela. Jadi sebaliknya, dia memilih membawa bayi hewan ke dalam masyarakat modern.

Baca juga: 6 Eksperimen Ilmiah Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Manusia

Pada 26 Juni 1931, Kelloggs menyambut kedatangan keluarga baru mereka, seekor bayi simpanse bernama Gua, yang akan mereka besarkan bersama putranya, Donald.

Gua berusia tujuh setengah bulan dan Donald sedikit lebih tua pada usia 10 bulan ketika eksperimen dimulai.

Eksperimen itu diklaim dilakukan dalam upaya untuk melihat apakah lingkungan akan memengaruhi perkembangan simpanse, dan sejauh mana mereka bisa menyerupai manusia.

Selama sembilan bulan berikutnya, 12 jam sehari, tujuh hari seminggu, Kellogg dan istrinya yang setia, keduanya psikolog komparatif, melakukan tes demi tes pada Donald dan Gua.

Eksperimen kejam

Donald dan Gua dibesarkan dengan cara yang persis sama. Mereka berdua mengenakan baju bayi, disuruh duduk di kursi tinggi, tidur di ranjang dan mendapat ciuman selamat malam, meskipun Gua dibawa dengan kereta kecil.

Gua juga diperlakukan sesuai apa yang akan dilakukan orang tua saat membesarkan bayi perempuannya. Sementara itu, Kellogg menjalankan serangkaian tes terhadap Gua dan Donald.

Baca juga: Unit 731, Eksperimen Senjata Biologis Jepang Selama Perang Dunia II

Dia mulai memeriksa "tekanan darah, ingatan, ukuran tubuh, coretan, refleks, persepsi kedalaman, vokalisasi, penggerak, reaksi terhadap gelitik, kekuatan, ketangkasan manual.

Kellogg juga menguji kemampuan memecahkan masalah, rasa takut, keseimbangan, perilaku bermain, memanjat, ketaatan, menggenggam, pemahaman bahasa, rentang perhatian, dan lain-lain," menurut catatan penulis The Psychological Record melansir The Sun.

Menurut satu laporan, Kellogg akan mengetuk kepala Donald dan Gua dengan sendok, untuk mendengar perbedaan suara tengkorak mereka. Dia juga akan membuat suara keras untuk melihat siapa yang akan bereaksi lebih cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com