Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Filipina Saat Lockdown, Beli Gas Masak Pun Tak Ada Uang

Kompas.com - 12/08/2021, 18:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Pengemudi becak motor di Filipina, Jesus Gomez (77), sudah berjuang keras mencari nafkah bahkan sebelum ibu kota Manila lockdown lagi minggu lalu.

Lockdown Manila membuat sebagian besar pelanggannya tidak beranjak dari rumah dan mengurangi separuh pendapatannya yang tak seberapa.

Sewa kontrakannya menunggak enam bulan dan tidak ada uang untuk membeli gas masak.

Baca juga: Ibu Kota Filipina Lockdown Lagi untuk Tangani Covid-19 Varian Delta

Selain Gomez, ada ratusan orang lainnya yang pada Rabu (11/8/2021) mengantre penerimaan bantuan pemerintah 1.000 peso (Rp 285.000) di lapangan basket.

Sekitar 80 persen dari 13 juta orang lebih di Manila memenuhi syarat Bantuan Langsung Tunai (BLT) satu kali, untuk meringankan penderitaan ekonomi akibat lockdown terbaru.

"Ini sangat membantu karena jika tidak ada bantuan tunai saya tidak bisa membeli gas (masak)," kata Gomez, yang selama lockdown penghasilannya paling banter hanya 200 peso (Rp 57.000) sehari.

Pembatasan yang diberlakukan sejak awal pandemi menghancurkan ekonomi Filipina, menimbulkan jutaan PHK, dan membuat banyak keluarga kelaparan.

Lonjakan kasus Covid-19 sebagian akibat varian Delta yang sangat menular, memicu lockdown di ibu kota dan daerah lainnya.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru-baru ini mengatakan, negara itu tidak bisa lockdown lagi.

Tetapi dengan hanya sekitar 10 persen dari populasi yang divaksinasi penuh dan rumah sakit terisi cepat, pemerintah hanya punya sedikit pilihan untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Aturan yang lebih ketat, yang mencakup jam malam delapan jam serta larangan makan di restoran dan olahraga di luar ruangan, diperkirakan akan merugikan ekonomi sekitar 3 miliar dollar AS (Rp 43,11 triliun) per minggu.

Baca juga: Varian Delta Merajalela, Filipina Terapkan Lockdown yang Lebih Ketat

"Bahkan satu peso pun penting"

Polisi memeriksa para pengendara motor di pos pemeriksaan, dalam rangka menerapkan pembatasan lebih ketat untuk menekan penyebaran Covid-19 di Marikina City, Filipina, Jumat (6/8/2021).AP PHOTO/BASILIO SEPE Polisi memeriksa para pengendara motor di pos pemeriksaan, dalam rangka menerapkan pembatasan lebih ketat untuk menekan penyebaran Covid-19 di Marikina City, Filipina, Jumat (6/8/2021).
Enriqueta Guerrero (68) mengatakan, dia dulu bergantung pada anak-anaknya untuk menambah penghasilan 100 peso (Rp 28.500) sehari setelah membersihkan dan memasak sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).

Namun, mereka kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi, jelasnya sambil duduk di kursi plastik menunggu namanya dipanggil untuk mengambil BLT.

“Kalau saya tidak bekerja, saya tidak makan,” kata Guerrero, yang berencana menggunakan bantuan itu untuk membeli bahan makanan pada Minggu, satu-satunya hari liburnya.

Sementara itu Gomez bercerita, sekarang satu peso (Rp 285) pun sangat penting baginya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com