Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2021, 19:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – Ketua Menteri New Delhi di India, Arvind Kejriwal, memperingatkan mengenai krisis energi listrik karena menipisnya pasokan batu bara.

Beberapa wilayah di India, terutama di bagian timur dan utara, telah mengalami pemadaman listrik sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (9/10/2021).

Kejriwal mendesak pemerintah federal India untuk mengalokasikan lebih banyak batu bara dan gas bagi pembangkit listrik yang memasok ibu kota.

Baca juga: Anak Menteri India Keseret Insiden Kematian Para Petani di Lakhimpur Kheri

Pasalnya, saat ini kebanyak pembangkit listrik memiliki stok batu bara yang akan habis dalam hitungan hari.

“Delhi bisa menghadapi krisis listrik. Saya secara pribadi mengawasi situasi dengan cermat,” kata Kejriwal di Twitter.

Sementara itu, harga bahan bakar fosil di tataran global tengah melonjak drastis. Di sisi lain, harga batu bara dalam negeri tidak terlalu melonjak.

Kesenjangan harga yang melebar antara harga dalam negeri yang lebih rendah daripada harga global membuat impor batu bara tidak menarik.

Baca juga: Diterpa Krisis Energi, Inggris Mantap Enyahkan Energi Fosil Mulai 2035

Kondisi tersebut membuat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di India berebut untuk mengamankan pasokan batu bara dalam negeri meski stoknya mencapai tingkat yang sangat rendah.

India memiliki 135 PLTU batu bara dan berkontribusi sekitar 70 persen dari produksi listrik negara sebagaimana dilansir Reuters.

Pada Jumat (8/10/2021), Reuters melaporkan separuh dari total PLTU batu bara tersebut memiliki stok bahan bakar yang akan habis dalam kurun waktu kurang dari tiga hari.

Kejriwal juga menulis surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.

Baca juga: Dilanda Krisis Energi, Uni Eropa Desak Negara Anggota Beri Bantuan ke Warga

Dalam surat tersebut, Kejriwal melaporkan bahwa kekurangan pasokan batu bara terus berlanjut selama tiga bulan berturut-turut.

Hal tersebut menambah tekanan pada pembangkit listrik tenaga gas yang mana juga tidak memliki stok bahan bakar yang memadai.

Namun, pemerintah federal India meyakinkan masyarakat bahwa pasokan listrik akan cukup untuk mereka.

Setelah India dihantam gelombang kedua Covid-19 yang mengerikan, sektor industri mulai bangkit dan mendorong lonjakan permintaan energi listrik.

Hal tersebut lantas mendorong konsumsi batu bara karena mayoritas pembangkit listrik di India adalah PLTU baru bara.

Baca juga: Batu Bara Langka, India Dihantui Krisis Energi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Global
Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Global
Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

Global
Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Global
Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com