LONDON, KOMPAS.com – Inggris berambisi mengenyahkan semua pembangkit listik berbahan bakar energi fosil mulai 2035.
Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat berkunjung ke Network Rail di Manchester sebagaimana dilansir The Guardian, Senin (4/10/2021).
Dia mengatakan, ambisi tersebut akan membantu Inggris dalam menghilangkan emisi karbon sambil melunakkan dampak dari fluktuasi harga gas.
Baca juga: Dilanda Krisis Energi, Uni Eropa Desak Negara Anggota Beri Bantuan ke Warga
Saat ini, Inggris dan dataran Eropa tengah mengalami kelangkaan energi. Di sisi lain, harga energi fosil seperti gas, minyak bumi, dan batu bara saat ini tengah melambung tinggi.
Dia berkaca pada pencapaian Inggris dalam membangun sejumlah energi terbarukan seperi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai yang masif.
“Kami rasa, kami dapat memproduksi energi bersih secara komplit pada 2035,” tutur Boris.
The Guardian melaporkan, pada 2020, energi terbarukan berkontribusi terhadap 43 persen dari total produksi listrik Inggris.
Baca juga: Energi Terbarukan: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Kekurangannya
Dalam rencana mencapai emisi nol, Inggris juga akan melibatkan energi nuklir alias pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dalam skema energi bersih.
Namun, pembangkit listik tenaga gas (PLTG) masih dominan dalam sektor ketenagalistrikan Inggris.
Sejauh ini, PLTG berkontribusi sekitar sepertiga dari permintaan listrik menurut data National Grid. Inggris juga masih sangat bergantung pada gas untuk pembangkit listik dan pemanas.