LONDON, KOMPAS.com – Israel mempertimbangkan pembangunan pipa gas baru ke Mesir untuk meningkatkan ekspor gas alam ke tetangganya tersebut dengan cepat.
Kementerian Energi Israel mengatakan, pertimbangan tersebut sedang dilakukan mengingat pasokan gas alam global saat ini mengalami pengetatan.
Melansir Reuters, Kamis (21/20/2021), pipa gas baru tersebut rencananya akan dibuat di atas tanah dan akan memperkuat jaringan pipa gas alam Israel dan Mesir melalui utara Semenanjung Sinai.
Baca juga: Kelangkaan Energi di Eropa, Jutaan Orang Terancam Tidak Mampu Bayar Biaya Gas dan Listrik
Pipa tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 200 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) dan dapat beroperasi dalam 24 bulan.
Bila pembangunan pipa baru tersebut benar-benar terealisasikan, ditambah dilaksanakannya rencana membangun pipa bawah laut kedua ke Mesir dalam beberapa tahun ke depan, posisi Israel akan semakin kuat sebagai pusat energi utama di Mediterania timur.
Sejak Januari 2020, Israel menjadi pemasok utama gas alam ke Mesir setelah memulai produksi dari ladang gas lepas pantai di Tamar dan Leviathan.
Sekitar 5 miliar meter kubik gas per tahun didistribusikan melalui pipa bawah laut yang menghubungkan Israel dan Semenanjung Sinai Mesir.
Baca juga: ISIS Kembali Menyerang, Ledakkan Pipa Gas Bumi Suriah
Dengan adanya pipa baru, akan meningkatkan pasokan gas alam ke Mesir dengan tambahan 3 sampai 5 miliar meter kubik gas per tahun.
“Israel dan Mesir mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan kerja sama dalam penyediaan gas alam,” kata Kementerian Energi Israel kepada Reuters.
“Salah satu opsi yang sedang dipelajari, menyusul permintaan Mesir untuk pasokan gas alam lebih lanjut, adalah pipa gas di darat,” sambung Kementerian Energi Israel.
Pipa tersebut akan dimiliki oleh perusahaan Israel Natural Gas Lines. Kini, rutenya sedang dalam proses mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat.
Baca juga: Derita Warga Filipina Saat Lockdown, Beli Gas Masak Pun Tak Ada Uang
Sementara itu, Kementerian Energi Mesir tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Pasar gas di Eropa dan Asia meroket tahun ini karena pasokan menjadi lebih ketat ketika aktivitas perekonomian di seluruh dunia sedang menguat.
Di sisi lain, kontrak pasokan gas antara Israel dengan Mesir selama 15 tahun melindungi Kairo dari fluktuasi harga yang sedang terjadi.
CEO Delek Drilling Yossi Abu mengatakan, Mesir memiliki semua kriteria dan kondisi untuk menjadi hub global yang akan memusatkan volume tambahan gas dari Israel.
Baca juga: Penghasil Batu Bara Terbesar Diterjang Banjir Bandang, Krisis Energi China Bisa Makin Buruk
“Siprus dan wilayah sekitarnya dan menjadi titik fokus perdagangan gas baik regional maupun global,” Yossi Abu kepada Reuters.
Namun, pipa yang terletak darat berisiko diserang oleh kelompok milisi di Semenanjung Sinai.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok milisi tersebut berusaha menargetkan infrastruktur gas di semenanjung itu.
Baca juga: Stok Batu Bara Hampir Habis, New Delhi Terancam Krisis Energi Listrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.