Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Massa Pro-militer di Sudan Kembali Serukan Kudeta Pemerintahan Sipil

Kompas.com - 18/10/2021, 01:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KHARTOUM, KOMPAS.com - Ribuan orang turun di jalanan ibu kota Khartoum, Sudan berunjuk rasa menyerukan untuk militer mengkudeta pemerintahan sipil.

Massa berkumpul di luar istana presiden di tengah krisis politik negara yang semakin parah, sejak upaya kudeta yang dikaitkan dengan pengikut mantan presiden Omar Al-Bashir (1993-2019) digagalkan pada September.

Pada Sabtu (16/10/2021), massa pro-militer meneriakkan "turunkan pemerintah" yang mereka anggap hanya menimbulkan kesengsaraan, seperti yang dilansir dari BBC pada Minggu (17/10/2021).

Baca juga: Pemimpin Militer Sudan Tuduh Politisi Sipil Pancing Kudeta

Mereka juga menyerukan untuk Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, kepala angkatan bersenjata serta Dewan Kedaulatan gabungan militer-sipil Sudan, segera ambil alih kekuasaan negara.

"Kami butuh pemerintahan militer, pemerintahan sipil sekarang telah gagal memberi kami keadilan dan kesetaraan," ujar seorang pengunjuk rasa pro-militer kepada AFP.

Tidak seperti unjuk rasa pro-militer sebelumnya yang sudah berlangsung di Sudan, kali ini massa diizinkan untuk mencapai gerbang istana presiden dan hanya ada sedikit polisi yang berjaga.

Pada Jumat (15/10/2021), Perdana Menteri sipil Sudan, Abdallah Hamdok, merilis rencana untuk mengatasi kondisi yang ia sebut krisis politik "terburuk dan paling berbahaya" di negaranya dalam dua tahun masa pemerintahan transisi.

"Saya tidak netral atau menjadi mediator dalam konflik ini. Posisi saya jelas dan tegas adalah keselarasan penuh dengan pemerintahan transisi demokrasi sipil," kata Abdallah Hamdok.

Baca juga: Upaya Kudeta Digagalkan, Jenderal Top Sudan Langsung Ditangkap

Hamdok dilantik sebagai Perdana Menteri pada Agustus 2019 dalam pemerintahan transisi, setelah protes massal untuk mengakhiri 30 tahun pemerintahan militer Omar Al-Bashir pada April.

Namun, dukungan untuk pemerintahan transisi di bawah kepemimpinan Hamdok telah merosot dalam beberapa bulan terakhir.

Alasannya, reformasi ekonomi yang dipelopori oleh pemerintahan transisi Hamdok telah memangkas subsidi bahan bakar dan inflasi pun melonjak.

Sejak kudeta yang gagal pada September 2021, para pemimpin militer menuntut reformasi pada koalisi Pasukan Kebebasan dan Perubahan (FFC), aliansi sipil yang memimpin protes anti-Bashir dan membentuk bagian penting dari pemerintahan transisi.

Angkatan bersenjata juga menyerukan penggantian kabinet.

Namun, para pemerintahan sipil mengatakan bahwa tuntutan tersebut adalah bagian dari upaya perebutan kekuasaan oleh angkatan bersenjata.

Baca juga: Muncul 29 Jenazah Manusia di Sungai, Sudan Panggil Dubes Etiopia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com