BAMAKO, KOMPAS.com - Seorang biarawati Kolombia yang diculik oleh kelompok pemberontak di Mali, Afrika Barat 4 tahun lalu akhirnya dibebaskan.
Melansir BBC pada Minggu (10/10/2021), Gloria Cecilia Narvaez diculik pada 2017 ketika bekerja sebagai misionaris di Koutiala, sekitar 400 km timur ibu kota Bamako.
Pada Sabtu (9/10/2021), beberapa foto yang diunggah oleh kepresidenan Mali menunjukkan biarawati Fransiskan bertemu dengan presiden sementara Assimi Goita, mengenakan jubah dan jilbab kuning.
Baca juga: Konvoi Pasukan PBB Diserang Bom Rakitan di Mali, 1 Personel Tewas
Tidak jelas apakah biarawati Kolombia tersebut bebas sebagai sandera dengan membayar uang tebusan.
Sebuah pernyataan pembebasan biarawati Kolombia tersebut dikeluarkan oleh kantor presiden Mali terjadi setelah lebih dari 4,5 tahun, setelah "usaha gabungan dari beberapa badan intelijen".
Dalam pernyataannya, kantor presiden Mali juga memuji "keteguhan hati dan keberanian" suster Narvaez.
Uskup Agung Bamako, Jean Zerbo, juga mengkonfirmasi pembebasan suster Narvaez, dan mengatakan kepada wartawan bahwa kondisinya "baik-baik saja".
"Kami banyak berdoa untuk pembebasannya. Saya berterima kasih kepada otoritas Mali dan orang-orang baik lainnya yang mengusahakan pembebasan ini," kata Zerbo.
Baca juga: Ditinggal Perancis, Mali Minta Bantuan Perusahaan Militer Swasta Rusia
Uskup Agung Zerbo mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Narvaez sekarang akan melakukan perjalanan ke Roma.
Ada laporan tidak pasti selama bertahun-tahun tentang keselamatan Narvaez.
Pada awal 2021, dua orang Eropa yang berhasil melarikan diri dari tahanan melaporkan bahwa suster Narvaez baik-baik saja.
Pada Maret, saudara laki-laki suster Narvaez menerima surat darinya yang mengonfirmasi bahwa biarawati Kolombia itu masih hidup.
Saaudara laki-laki suster Narvaez mengatakan kepada AFP awal tahun ini bahwa surat itu ditulis dengan huruf besar "karena dia (suster Narvaez) selalu menggunakan huruf kapital" dan berisi nama orang tua mereka, diakhiri dengan tanda tangannya.
Otoritas Mali telah berjuang untuk menahan milisi pemberontak yang sudah berkembang. Awalnya, milisi pemberontak muncul di utara Mali pada 2012.
Baca juga: Mansa Musa I dari Kekaisaran Mali, Kaisar Terkaya dalam Sejarah Peradaban Manusia
Setelah itu, penculikan menjadi lebih umum di negara bekas jajahan Perancis itu karena krisis keamanan yang semakin dalam.