Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Beli Tes PCR dalam Jumlah Massal, Beberapa Bulan Sebelum Kasus Covid-19 Pertama Dilaporkan

Kompas.com - 05/10/2021, 20:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com - Laboratorium Wuhan di China membeli sejumlah besar peralatan pengujian virus corona (PCR), beberapa bulan sebelum kasus Covid-19 pertama dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Desember 2019, menurut sebuah laporan baru.

Data baru diperoleh oleh Australia-AS perusahaan keamanan siber dalam laporan "Internet 2.0", menemukan ada pembelian peralatan pengujian reaksi berantai polimerase (PCR) hampir 50 persen sepanjang 2019.

Baca juga: WHO Akan Mulai Penyelidikan Baru soal Asal-usul Covid-19

Tes PCR banyak digunakan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19, karena memungkinkan para ilmuwan untuk memperkuat sampel DNA, dan memeriksa penyakit atau materi genetik lainnya.

Menurut temuan baru, pada 2019, ada 135 kontrak berisi peralatan PCR yang dikeluarkan oleh laboratorium Wuhan, naik dari 89 pada 2018 dan 72 pada 2017.

Selanjutnya, investasi keuangan pada peralatan PCR meningkat hampir 600 persen dari 2015 hingga 2019 di Wuhan, melansir Newsweek pada Senin (5/10/2021).

Peningkatan pembelian PCR dimulai pada Mei 2019. Tetapi menjadi paling signifikan pada Juli, lima bulan sebelum negara tersebut mengidentifikasi kasus Covid-19 pertama kepada WHO.

Para ahli mengatakan data tersebut mungkin menunjukkan bahwa pihak berwenang China mengetahui wabah virus corona lebih awal dari Desember, atau bahwa ada peningkatan fokus pada penelitian virologi dan pandemi di laboratorium Wuhan.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Penyelidikan Asal-usul Covid-19?

"Anda dapat melihat tren bahwa, mulai Mei dan hingga Desember, ada peningkatan besar-besaran dalam data pengadaan PCR," menurut analis Cybersecurity Robert Potter, yang memulihkan data kepada The Australian.

Lebih lanjut kata dia, beberapa pembelian mungkin tak terlihat signifikansinya. Tetapi jika digabungkan, akan terlihat tren yang secara komprehensif menantang narasi resmi, yakni bahwa pandemi dimulai pada Desember.

"Ini juga menunjukkan ada sejumlah besar pengadaan dari tingkat pemerintah, PLA dan Pusat Pengendalian Penyakit, serta laboratorium sensitif yang ada di provinsi Hubei."

Mantan direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe juga mengatakan peningkatan pembelian peralatan PCR di Wuhan pada 2019 adalah signifikan.

"Saya pikir ada lebih dari sekedar ‘asap’ di sini, saya pikir ada ‘api’ dari sejumlah sumber yang berbeda," katanya.

"Saya pikir itu akan menjadi bukti lain yang menarik, jika Anda membutuhkan lebih banyak. Saya tidak membutuhkan lebih banyak (bukti)."

Baca juga: Biden: China Masih Pegang Informasi Penting soal Asal Usul Covid-19

Tetapi yang lain percaya bahwa laporan “Internet 2.0” tidak cukup untuk menarik kesimpulan seperti itu. Pasalnya pengujian PCR juga dapat digunakan untuk memeriksa patogen lain yang ditemukan pada manusia dan hewan, menurut Bloomberg.

Kementerian Luar Negeri China pada Senin (4/10/2021) juga membantah temuan itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com