Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kelanjutan Penyelidikan Asal-usul Covid-19?

Kompas.com - 01/09/2021, 09:22 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pada Mei lalu, Presiden AS Joe Biden meminta badan intelijen AS menyiapkan laporan tentang asal usul virus corona.

Ini dilatarbelakangi pertanyaan penting: Sejauh mana keterlibatan pemerintah China di dalamnya.

Dilansir New York Post, pada awal pandemi, mantan presiden AS Donald Trump saat itu membuat pernyataan yang berapi-api dan tanpa bukti bahwa China telah "melepaskan" virus ke AS.

Baca juga: Ilmuwan WHO: Ada Lab Lain di Wuhan yang Dipindahkan Beberapa Hari Sebelum Temuan Awal Wabah

Ini menghasilkan reaksi balik, yang menolak pendekatan menyalahkan China, yang bertumpu dari pandangan bahwa virus memiliki asal alami di pasar basah di Wuhan, China.

Namun, semakin hari semakin banyak ilmuwan terhormat mulai mengungkapkan kekhawatiran bahwa virus itu mungkin berasal dari "kebocoran lab" di Institut Virologi Wuhan.

Hal ini mengarah pada arahan presiden ke badan-badan intelijen AS.

Laporan akhir mereka pun dirilis pada Jumat (27/8/2021).

Beberapa orang mungkin menduga bahwa permusuhan terhadap China yang sekarang umum di AS, membuat badan-badan intelijen mendukung teori kebocoran laboratorium.

Tetapi bukan itu yang terjadi.

Baca juga: Pakar WHO Duga Pasien Nol Covid-19 adalah Pekerja Lab Wuhan

Empat lembaga menyimpulkan dengan keyakinan "rendah" bahwa virus itu menular secara alami dari hewan ke manusia.

Satu lembaga percaya dengan keyakinan "sedang" bahwa itu berasal dari kebocoran laboratorium.

Tidak ada yang percaya virus sengaja direkayasa oleh China sebagai patogen, seperti yang tersirat dari pernyataan asli Trump.

Namun, harus dicatat bahwa ada kontras yang mencolok antara laporan ini dan bagaimana pemerintah China menangani masalah asal-usul virus.

Awalnya, pemerintah China mencoba menutupi informasi tentang virus tersebut.

Dokter Wuhan Li Wenliang, yang memperingatkan rekan-rekannya di media sosial tentang potensi wabah pada Desember 2019, ditahan karena "menyebarkan desas-desus palsu".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com