Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan WHO: Ada Lab Lain di Wuhan yang Dipindahkan Beberapa Hari Sebelum Temuan Awal Wabah

Kompas.com - 14/08/2021, 18:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

COPENHAGEN, KOMPAS.com - Sebuah laboratorium Wuhan yang diam-diam dipindahkan oleh pejabat China pada Desember 2019, menarik pengawasan dari ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia.

Laboratorium itu dilaporkan beroperasi di bawah protokol tingkat keamanan ringan, di mana para pekerja tidak perlu mengenakan masker.

Setidaknya satu karyawan fasilitas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan (CDC Wuhan), berbeda dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan yang banyak dibahas di kota itu, dinyatakan positif memiliki antibodi Covid-19 karena “penularan klaster keluarga”.

Namun menurut Wall Street Journal yang mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia, tidak jelas kapan tes itu dilakukan.

Baca juga: Pakar WHO Duga Pasien Nol Covid-19 adalah Pekerja Lab Wuhan

Laboratorium, tempat para ilmuwan China meneliti penyakit manusia ringan dengan kelelawar, dipindahkan di dekat pasar makanan laut, tempat kasus Covid-19 pertama ditemukan hanya beberapa hari sebelum wabah, kata penyelidik WHO.

Diklasifikasikan dengan "Tingkat Keamanan Hayati 2," lab yang jadi sorotan baru ini juga memiliki kontrol ventilasi yang tidak seketat fasilitas lain yang lebih aman, menurut laporan itu melansir New York Post pada Jumat (13/8/2021).

Pengungkapan itu muncul ketika Dr Ben Embarek, ilmuwan Denmark Kepala Tim Penyelidik asal-usul Covid-19 WHO, mengatakan dalam sebuah wawancara minggu ini bahwa diperlukan lebih banyak informasi tentang pemindahan laboratorium tersebut.

“Sangat menarik bahwa lab dipindahkan pada 2 Desember 2019: Itulah periode di mana semuanya dimulai,” kata Embarek, pakar keamanan pangan dan penyakit hewan, dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan di saluran Denmark TV2.

“Kami tahu bahwa ketika Anda memindahkan lab, itu mengganggu segalanya… Seluruh prosedur itu (pemindahan) selalu menjadi elemen yang mengganggu dalam rutinitas kerja sehari-hari di lab,” katanya.

Baca juga: TV Denmark Rilis Film Dokumenter Dugaan Sumber Covid-19 di China

Kepala tim WHO asal-usul Covid-19 di Wuhan itu pun menyerukan pengawasan lebih lanjut terhadap laboratorium di dekat lokasi kelompok kasus pertama, yang diketahui di sebuah pasar di China tengah kota Wuhan.

Terlepas dari pernyataan sebelumnya bahwa "sangat tidak mungkin" virus itu bocor dari laboratorium di China, dia sekarang menganggap teori itu sebagai "hipotesis yang mungkin," katanya dalam wawancara tersebut.

Temuan timnya mencatat bahwa CDC Wuhan memindahkan fasilitas itu hanya beberapa hari sebelum timbulnya kasus Covid-19 pertama yang diketahui pada 8 Desember 2019. Relokasi semacam itu disebut “dapat mengganggu operasi laboratorium apa pun.”

Akan tetapi, tim ilmuwan WHO juga mencatat bahwa lab melaporkan "tidak ada gangguan atau insiden" karena pemindahan tersebut.

Dalam film dokumenter itu, Embarek juga mengungkapkan bahwa timnya ditekan oleh pejabat China untuk tidak mengejar teori kebocoran laboratorium.

Mereka mungkin telah mengarahkan para ilmuwan WHO untuk tidak menyelidiki teori tersebut karena ada “kesalahan manusia di balik insiden semacam itu”, dan ada perasaan di antara orang China bahwa “Anda tidak boleh kehilangan muka,” katanya.

Baca juga: Media Pemerintah China Ketahuan Pakai Ilmuwan Fiktif untuk Jatuhkan Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com