Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Taiwan Peringatkan Konsekuensi Serius jika Negaranya Jatuh ke Tangan China

Kompas.com - 05/10/2021, 19:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Guardian

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memeringatkan, akan ada konsekuensi serius jika negaranya sampai jatuh ke tangan China.

Komentar Tsai itu terjadi di tengah infiltrasi yang terus dilakukan angkatan udara "Negeri Panda" dalam tiga hari terakhir.

Perdana Menteri Su Tseng-chang bahkan menyatakan, infiltrasi itu sudah melanggar perdamaian kawasan, dan mereka harus ekstra waspada.

Baca juga: Rekor Lagi, China Terbangkan 56 Pesawat Militer ke Langit Taiwan

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim hampir 150 pesawat militernya sepanjang awal Oktober ini di zona pertahanan udara (ADIZ) Taiwan .

Media daratan utama berkoar, masuknya ratusan pesawat tersebut merupakan bagian dari unjuk kekuatan mereka.

Menulis di majalah Foreign Affairs, Tsai Ing-wen menerangkan sejak awal negaranya sangat mendambakan perdamaian.

"Tetapi jika demokrasi dan cara hidup kami sudah terusik, Taiwan akan mlakukan apapun untuk memertahankannya," tegasnya.

Presiden Taiwan sejak Mei 2016 tersebut menekankan pentingnya bagi negara-negara untuk bekerja sama dengan mereka.

"Mereka harus tahu, jika Taiwan sampai jatuh, konsekuensinya akan jadi bencana perdamaian regional dan sistem demokrasi," kata dia.

Baca juga: Siap Perang Lawan China, Taiwan Minta Bantuan Australia

Beijing selalu menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya, yang harus direbut dengan kekerasan jika perlu.

Mereka menganggap pemerintahan Tsai sebagai separatis, yang direspons Tsai bahwa negaranya sudah berdaulat tanpa harus melalui deklarasi.

Perempuan berusia 65 tahun itu mengatakan, meski terus disusupi China, negaranya tidak akan tunduk pada tekanan.

Meski begitu, Tsai menegaskan mereka tidak akan menjadi negara peminta-minta jika memang waktunya untuk menggalang dukungan internasional.

Dengan hanya sedikit negara yang mengakui mereka, Tsai berujar situasinya mekasa Taipei berpikir lebih kreatif.

Baca juga: AS Risaukan Puluhan Pesawat Militer China Masuki Wilayah Taiwan

Mereka menggalang dukungan lewat kemitraan tak resmi, atau berpartisipasi di lembaga dunia sebagai pihak non-negara.

Tsai menekankan peran mereka yang semakin penting di tengah situasi dunia yang semakin kompleks, dilansir The Guardian Selasa (5/10/2021).

"Jika kami jatuh, maka dampaknya akan mengganggu perdagangan internasional dan merusak stabilitas Pasifik barat," ujar dia.

Analis masih mendebatkan seberapa genting ancaman yang dibawa China. Tetapi, penyusupan PLA membuat negara maupun pengamat mulai waspada.

Baca juga: Setelah Terbangkan 25 Pesawat, China Kerahkan 39 Lagi ke Taiwan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com