Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 September 1959: PM Sri Lanka Solomon Bandarainake Dibunuh

Kompas.com - 25/09/2021, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Hari yang kelam. Amat kelam.
Jumat 25 September 1959, perdana menteri (PM) Sri Lanka saat itu, Solomon West Ridgeway Dias (SWRD) Bandaranaike, tewas dibunuh.

Kepala pemerintahan itu tewas ditembak di kantornya di usia 60 tahun.

Dikutip dari Wikipedia, Bandaranaike saat itu sedang menerima kunjungan beberapa tamu penting, termasuk biksu sekaligus dosen bernama Ven Talduwe Somarama Thero.

Baca juga: Dukun Sri Lanka Penemu Ramuan Anti-Covid Meninggal karena Virus Corona

Dia menyampaikan aspirasi demi memajukan kampusnya, Institut Farmasi Universitas Ayurveda di kawasan Borella.

Setelah menunggu beberapa menit, Somarama mendapat kesempatan masuk ke ruang Bandaranaike.

Biksu Ananda, yang juga ingin menyampaikan aspirasi, juga ikut masuk. Bandaranaike menyambut kedua pemuka agama itu dengan rasa hormat.

Somarama lantas mengemukakan kebutuhan yang diperlukan kampus Ayurveda, khususnya untuk mengembangkan ilmu farmasi.

Bandaranaike pun siap membantu dan akan langsung menginstruksikan Menteri Kesehatan agar menindaklanjutinya.

Baca juga: Terungkap Misteri Kapal dan Mayat Tanpa Kepala, Ternyata dari Sri Lanka

Tapi, hal tak diduga terjadi. Mendung gelap seolah lekas menyelimuti Sri Lanka.

Somarama mengeluarkan pistol, dan dia secara tak terduga melepaskan tembakan ke arah Bandaranaike.

Dada dan perutnya tertembus peluru panas.
Bandaranaike tersungkur jatuh. Dia lantas mencoba berdiri dan melarikan diri.

Sementara biksu lain di lokasi terperangah.

Mendung seolah semakin gelap dan menghitam.

Saat sang kepala negara berjalan terpincang-pincang untuk kabur, Somarama tak ambil kompromi.

Tembakan pamungkas diletupkan. Dor!

Hening sejenak. Teriakan jelang ajal dari Bandaranaike memungkasi semuanya.

Baca juga: Dapat Dukungan Parlemen, Presiden Sri Lanka Umumkan Negara dalam Keadaan Darurat

Penembakan ini jelas tak terduga. Bandaranaike tak punya musuh, dan selama ini dikenal baik dan merakyat.

Akhirnya, diketahui bahwa pembunuhan ini dilandasi motif politik. Kala itu, ada dua kubu di pemerintahan, yakni kubu kanan dan kiri.

Kubu kanan saat itu mengkhawatirkan kekuasaan kiri yang dominan. Sehingga disinyalir kuat, Bandaranaike dibunuh untuk mengurangi kekuasaan kubu kiri.

Somarama diadili dan dijatuhi hukuman gantung tiga tahun kemudian.

 

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Sirimavo Bandaranaike, Perempuan Perdana Menteri Pertama Dunia

Mendung gelap memang telah sirna, tapi hujan tangis akibat kehilangan Bandaranaike terus menggema di mana-mana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com