CAIRO, KOMPAS.com - Para arkeolog di telah menemukan alat yang digunakan dalam pemujaan dewi kesuburan Hathor, termasuk pilar batu kapur yang mirip dengannya.
Banyak disembah saat Mesir kuno, Hathor adalah dewa langit yang terkait dengan feminitas, cinta, pernikahan, dan persalinan.
Dewi ini sering digambarkan sebagai sapi atau pada hiasan kepala dengan tanduk sapi.
Baca juga: 10 Dewa dan Dewi Terpenting dari Peradaban Bangsa Mesir Kuno
Instrumen baru itu ditemukan awal bulan ini di situs Buto, sebuah kota kuno di zaman modern Kafr El-Sheikh, sekitar 80 mil utara Kairo di Delta Nil.
Alat-alat tersebut antara lain pembakar dupa, sumur untuk air suci, kursi bersalin kecil dan sisa-sisa serpihan emas yang digunakan untuk menyepuh benda-benda lain.
Mereka berasal dari Periode Akhir Mesir, antara 664 dan 332 SM, kata para peneliti melansir Daily Mail pada Jumat (24/9/2021).
"Ini adalah salah satu penemuan penting karena termasuk alat yang benar-benar digunakan dalam melakukan ritual keagamaan sehari-hari untuk dewi Hathor," kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Kementerian Pariwisata Mesir, dalam sebuah pernyataan.
Penemuan itu dilakukan selama penggalian sebuah kuil di situs yang dikenal sebagai Tell El Fara'in, atau 'Bukit Firaun'.
Di tempat itu, para peneliti juga menemukan prasasti dengan nama raja-raja Mesir yang memerintah lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
Baca juga: Berharap Pandemi Covid-19 Usai, Patung Dewi Kwan In di Jepang Dipasangi Masker
Muncul pada milenium ketiga SM, Hathor adalah tokoh utama dalam agama Mesir kuno. Ada lebih banyak kuil didedikasikan untuknya daripada dewi lainnya.
Dia juga dipandang sebagai 'mata Ra,' mitra perempuan dari dewa matahari, yang bisa menjadi ibu, saudara kandung, anak perempuan, atau permaisuri, dan yang akan melampiaskan dendam pada musuh-musuhnya.
Sebuah simbol emas murni dari mata Ra juga ditemukan di Tell El Fara'in. Benda yang dikenal sebagai 'mata wedjat,' atau 'Mata Horus,' itu dianggap sebagai jimat yang memberikan kesehatan dan perlindungan pada pemiliknya.
Pembakar dupa terbuat dari tembikar faience, tembikar berlapis timah yang dianggap ajaib. Benda itu diyakini diisi dengan kilau matahari yang tak pernah mati, dan dijiwai dengan kekuatan kelahiran kembali, menurut kurator Metropolitan Museum of Art Carolyn Riccardelli.
“Zat buatan manusia ini memungkinkan orang Mesir untuk membuat berbagai macam benda yang dilapisi glasir biru cerah yang mengilap — warna yang terkait erat dengan kesuburan, kehidupan, dan kualitas sinar matahari,” kata Riccardelli.
Baca juga: Hatshepsut: Firaun Wanita Paling Sukses yang Berusaha Dihapus dalam Sejarah Mesir Kuno
Discovered instruments include a part of a limestone pillar in the form of Hathor, and a group of incense burners, a collection of statuettes depicting deities Tawart and Djehuty, a small maternity chair, a large offering holder, a pure gold Udjat eye, ...https://t.co/mzry8mJZgf pic.twitter.com/T0S0jQxSMt
— Talking Pyramids???? (@Bennu) September 18, 2021
Satu pembakar menggambarkan dewa berkepala elang Horus, suami Hathor dan dewa perang Mesir.