KOMPAS.com - Presiden Argentina Juan Peron, digulingkan dari kursi pemerintahan pada 19 September 1955.
Dikutip dari Wikipedia, Peron diberhentikan dan diasingkan pasca-militer melakukan kudeta.
Dirinya diasingkan selama 18 tahun. Meski begitu, pengaruhnya di kalangan rakyat Argentina masih sangat kuat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya
Pada tahun 1973, di usia lebih dari 70 tahun, Peron terpilih kembali sebagai presiden Argentina untuk periode ketiga.
Dia memakai strategi politik khusus, dengan mengangkat istrinya, Isabel Martinez de Peron, sebagai deputi presiden.
Ia meninggal di kantornya pada 1 Juni 1974 dan posisinya kemudian digantikan Isabel.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Eva Peron, Pendorong Hak Politik Wanita
Sebelum digulingkan, saat masih menjabat di periode pertama dan kedua, Peron dikenal sebagai sosok pro-buruh.
Dia fokus pada industri negara dan polisi pro- nasionalisme. Dibantu istri keduanya Evita Peron, yang lantas menjadi pengaruh informal dalam pemerintahannya.
Dasar-dasar ini lantas diberi nama Peronisme, yaitu paham yang telah digunakan pemimpin-pemimpin lain di Argentina dan negara berkembang seperti Malaysia.
Dalam melaksanakan program pro-nasionalismenya, Peron bahkan membeli serikat-serikat milik asing dari Inggris dan AS.
Peron pun dianggap sebagai agen pembaharuan karena mengalihkan tumpuan ekonomi negara, dari pertanian ke sektor perindustrian.
Baca juga: 18 September dalam Sejarah: Jimi Hendrix Meninggal pada 1970
Meski begitu, Peron seolah sengaja mempertahankan kekuasaannya.
Dia juga dianggap otoriter karena memecat para hakim yang menentangnya.
Karena berbagai hal itu, ditambah banyak lagi urusan negara yang berantakan, apalagi sejak kematian istrinya, Peron pun digulingkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.