PARIS, KOMPAS.com - Para peneliti dari Institut Pasteur Perancis dan Universitas Laos menemukan kelelawar yang membawa virus mirip penyebab Covid-19 di gua-gua Laos.
Menurut para ahli, virus yang dimiliki kelelawar itu berpotensi menginfeksi manusia secara langsung.
Temuan ini menjadi petunjuk lain tentang asal-usul virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Baca juga: Usut Asal Covid-19, Wanita kelelawar China Bersedia Diperiksa WHO
Para peneliti tersebut mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa virus yang secara genetik dekat dengan virus SARS-CoV-2 ada di antara spesies kelelawar di gua batu kapur Laos utara, yang bertetangga dengan China.
Dari virus yang mereka identifikasi di antara ratusan kelelawar yang diuji di provinsi Vientiane, tiga ditemukan sangat mirip dengan virus penyebab Covid-19, terutama dalam mekanisme penularan pada sel manusia.
"Idenya adalah mencoba mengidentifikasi asal mula pandemi ini," kata Marc Eloit, yang memimpin laboratorium penemuan patogen Institut Pasteur, kepada AFP.
Eloit, yang timnya menganalisis sampel yang dikumpulkan, berkata bahwa masih ada perbedaan utama antara virus yang ditemukan itu dan SARS-CoV-2.
Namun, dia menyatakan, pekerjaan itu adalah langkah maju yang besar dalam mengidentifikasi asal mula pandemi Covid-19, serta mengusut teori bahwa virus corona yang menyebar ke seluruh dunia bermula dari kelelawar hidup.
Baca juga: Ditemukan Virus Corona pada Kelelawar yang Ditangkap pada 2010 di Kamboja
Para penulis penelitian, yang makalahnya telah diserahkan ke Nature untuk tinjauan sejawat, memperingatkan bahwa temuan mereka menunjukkan virus baru ini tampaknya memiliki potensi yang sama untuk menginfeksi manusia dengan strain awal SARS-CoV-2.
"Orang-orang yang bekerja di gua, seperti pengumpul guano, atau komunitas religius pertapa tertentu yang menghabiskan waktu di dalam atau sangat dekat dengan gua, serta turis yang mengunjungi gua, sangat berisiko terpapar," kata para penulis.
Pakar internasional yang dikirim ke China oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari menyimpulkan, kemungkinan besar virus SARS-CoV-2 melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara.
Hipotesis lainnya bahwa virus corona bocor dari laboratorium seperti institut virologi Wuhan dianggap sangat tidak mungkin, meskipun belum dikesampingkan.
Martin Hibbert, Profesor Emerging Infectious Disease di London School of Hygiene and Tropical Medicine - yang tidak terlibat dalam penelitian Laos - mengatakan, virus yang paling dekat hubungannya ditemukan mampu menginfeksi sel manusia semudah seperti SARS-CoV-2, dan karena itu mungkin bisa menginfeksi manusia.
Namun dia menekankan, virus itu bukan asal muasal dari strain pandemi.
Baca juga: Lab di Wuhan Punya 3 Jenis Virus Corona dari Kelelawar
Penulis studi Laos, yang telah diunggah di situs Research Square, mengatakan hasil mereka menunjukkan pandemi virus corona berpotensi berevolusi melalui pencampuran antara virus yang berbeda dan spesies kelelawar.
James Wood, Kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge - yang juga tidak terlibat dalam penelitian - mengatakan, hal itu menunjukkan rekombinasi antara virus yang berbeda kemungkinan terlibat, daripada evolusi sederhana dari satu jenis ke jenis lainnya dalam jangka panjang.
Dalam komentarnya kepada Science Media Center, dia mengatakan ini tidak hanya menekankan kemungkinan peran yang dimainkan oleh kelelawar dan mungkin hewan lain yang hidup berdekatan, tetapi juga menunjukkan risiko yang perdagangan satwa liar hidup.
Pasar ia katakan dapat membantu mendorong penularan lintas spesies.
Baca juga: Kelelawar Tidak Seharusnya Disalahkan Terkait Covid-19, Ini Sebabnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.