Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Cyril Ramaphosa, Presiden Afrika Selatan

Kompas.com - 22/09/2021, 10:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Pria bernama lengkap Matamela Cyril Ramaphosa ini lahir pada 17 November 1952.

Sebelum menjadi presiden Afrika Selatan pada 2018, Ramaphosa menjadi Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) sejak 2017.

Sebelumnya, dia juga dikenal sebagai aktivis anti-apartheid, pemimpin serikat pekerja, dan pengusaha.

Baca juga: Sakit dalam Penjara, Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma Kini Jalani Operasi

Dikutip dari Wikipedia, Ramaphosa juga pernah menjabat Sekretaris Jenderal Presiden ANC Nelson Mandela, Wakil Presiden Presiden Jacob Zuma, hingga Ketua Komisi Perencanaan Nasional dari 2014 hingga 2018.

Pria berumur 68 tahun ini sering disebut sebagai negosiator yang terampil sebagai ahli strategi.

Dia bertindak sebagai Kepala Negosiator ANC selama transisi Afrika Selatan menuju demokrasi.

Ramaphosa juga membangun serikat buruh terbesar dan terkuat di Afrika Selatan, yakni National Union of Mineworkers (NUM).

Dia juga disebut memainkan peran penting, bersama Roelf Meyer dari Partai Nasional, selama negosiasi mengakhiri apartheid secara damai.

Ramaposha juga berperan besar mengarahkan negara itu menuju pemilihan demokratis penuh pertama pada April 1994 .

Baca juga: Presiden Afrika Selatan Tuding Kerusuhan di Negaranya Sudah Direncanakan

Sebagai mantan Ketua Komisi Perencanaan Nasional, Ramaposha juga bertanggung jawab atas perencanaan strategis untuk masa depan negara.

Tujuannya: menyatukan Afrika Selatan dan mendorong pembangunan jangka panjangnya.

Dia memulai langkah menjadi Presiden Afrika Selatan, tanpa pemilihan umum.

Ini terjadi setelah Jacob Zuma mengundurkan
diri.

Baca juga: Jadi Guyonan Netizen karena Kesulitan Pakai Masker, Presiden Afrika Selatan Ikut Tertawakan Dirinya Sendiri

Terlepas dari perannya sebagai pendukung penting transisi damai Afrika Selatan menuju demokrasi, ia juga dikritik karena menjalankan kepentingan bisnisnya.

Transaksi bisnis yang kontroversial ini, termasuk usaha patungannya dengan Glencore dan tuduhan mengambil keuntungan secara ilegal dari kesepakatan batu bara Eskom.

Namun hal ini sudah dibantahnya dengan keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com