Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Afrika Selatan Tuding Kerusuhan di Negaranya Sudah Direncanakan

Kompas.com - 17/07/2021, 08:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menuding, kerusuhan yang terjadi di negaranya sudah direncanakan.

Selama sepekan terakhir, terjadi kericuhan yang dipicu penahanan terhadap mantan presiden Jacob Zuma.

Sejak Kamis (15/7/2021), pemerintah menyatakan korban tewas akibat demonstrasi dan penjarahan melonjak jadi 212 orang.

Baca juga: Putra Jacob Zuma Minta Rakyat Afrika Selatan Protes dan Menjarah secara Tanggung Jawab

Polisi sampai mengerahkan pengawalan ketat untuk menjaga bahan makanan yang dikirim supaya tak dijarah.

Wali kota di Provinsi KwaZulu-Natal menuturkan, ada 800 toko yang dijarah dengan estimasi nilai 1 miliar dollar AS.

"Sudah jelas bahwa insiden kerusuhan dan penjarahan ini ada yang merencanakan dan mengaturnya," tuding Ramaphosa.

Pernyataan itu muncul saat Ramaphosa berkunjung ke KwaZulu-Natal, kampung halaman Zuma sekaligus episentrum krisis.

Presiden Afrika Selatan sejak 2017 itu mengatakan, dia curiga kericuhan ini untuk menghancurkan demokrasi.

Dia mengaku sudah mengidentifikasi dalangnya. Namun enggan menyebutkannya. "Yang jelas kami akan mengejar mereka," kata dia.

Di KwaZulu-Natal, banyak warga sudah mengantre berjam-jam hanya demi mendapat beberapa item makanan.

Dilansir BBC Jumat (16/7/2021), warga mengaku khawatir tak bisa mendapat makanan untuk keluarga, susu formula bagi bayi, bahkan pakan peliharaan.

Dalam pidatonya selama 30 menit, Ramaphosa menerangkan tidak ada krisis makanan, dan meminta publik tak melakukan panic buying.

dia menyatakan sebanyak 2.500 sudah ditahan atas penjarahan, dan meminta masyarakat untuk bersatu.

"Kita harus berjuang mempertahankan demokrasi, konstitusi, kampung halaman dan keselamatan kita. Perjuangan ini tak boleh gagal," serunya.

Baca juga: Kerusuhan dan Penjarahan di Afrika Selatan Makin Ganas, 25.000 Tentara Akan Dikerahkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com