WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada Kamis (16/9/2021), membantah bahwa dalam penyelidikan independen sebelumnya di Bank Dunia, ia menekan staf untuk mengubah laporan agar menghindari amarah China.
Bank Dunia mengumumkan akan segera menghentikan laporan peringkat Doing Business setelah investigasi menemukan adanya kejanggalan pada edisi 2018 dan 2020.
Georgieva, yang mengepalai IMF pada Oktober 2019, membantah tudingan mengenai perannya yang memanipulasi laporan Doing Business.
"Saya secara fundamental tidak setuju dengan temuan dan interpretasi Investigation of Data Irregularities terkait peran saya dalam laporan Doing Business Bank Dunia 2018," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Perbaiki Hubungan Bilateral, India Serukan China Tarik Pasukan di Perbatasan
Tuduhan manupulasi laporan Doing Business Bank Dunia 2018 itu dapat merusak reputasi Georgieva yang berasal dari Bulgaria.
Selain itu, dapat menggiring kritik lama AS terhadap organisasi multilateral serta perlakukan mereka terhadap China.
"Ini adalah temuan serius," kata Kementerian Keuangan AS dalam sebuah pernyataan, yang mengatakan sedang "menganalisis laporan".
"Tanggung jawab utama kami adalah menegakkan integritas lembaga keuangan internasional."
Georgieva mengatakan dia memberi tahu dewan IMF tentang masalah laporan Doing Business Bank Dunia 2018 tersebut. Dewan IMF diharapkan bertemu untuk membahas masalah ini, tetapi tidak jelas kapan.
Justin Sandefur dari Center for Global Development, yang telah banyak menulis tentang masalah dengan metodologi laporan, mengatakan, "Kita perlu mendengar sisi ceritanya, tetapi itu tidak terlihat bagus sekarang."
"Bagi Direktur Pelaksana IMF terlibat dalam manipulasi data adalah tuduhan yang cukup memberatkan," katanya kepada AFP. "Itu memang tampak seperti pukulan nyata pada kredibilitas mereka."
Baca juga: AS dan Inggris Bantu Australia Buat Kapal Selam Nuklir, China Kecewa
Laporan Doing Business adalah laporan unggulan yang memberikan peringkat kepada negara-negara berdasarkan peraturan bisnis dan reformasi ekonomi mereka, dan telah menyebabkan pemerintah berebut tempat yang lebih tinggi untuk menarik investor.
Menurut penyelidikan terhadap masalah laporan Doing Business 2018, Beijing mengeluh tentang peringkatnya yang ke-78 dalam daftar pada 2017.
Ketika staf IMF yang berbasis di Washington sedang mempersiapkan laporan edisi 2018, para pemimpin terlibat dalam negosiasi sensitif untuk meningkatkan modal pinjamannya, yang bergantung pada kesepakatan dengan China dan Amerika Serikat.
Pada minggu-minggu terakhir sebelum laporan Doing Business dirilis pada akhir Oktober 2017, Presiden Bank Dunia Jim Kim dan Georgieva, pada saat itu menjabat sebagai CEO bank, meminta staf untuk melihat hasil metodologi terbaru sehubungan dengan China, menurut penyelidikan oleh firma hukum WilmerHale.
Baca juga: Bantu Australia Bangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir, AS: Tak Cari Konflik dengan China