KABUL, KOMPAS.com - Lebih dari 150 pejuang Taliban secara resmi telah pindah ke istana mewah seorang pemimpin Afghanistan sekutu Amerika Serikat (AS) yang terkenal.
Menurut film dokumenter pendek yang baru dirilis oleh The New York Times, rumah itu milik Jenderal Abdul Rashid Dostum.
Dia adalah salah satu panglima perang paling kuat di Afghanistan dan mantan wakil presiden, salah satu di antara musuh yang paling ditakuti Taliban.
Dia melarikan diri ke Uzbekistan pada awal Agustus sebelum Taliban memasuki Kabul, menurut laporan Reuters.
Baca juga: Takut Kawin Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afghanistan
Film dokumenter tersebut menunjukkan seorang anggota Taliban, Jawad Abuzar, memberikan tur dalam istana yang ditinggalkan, yang memiliki kolam renang dalam ruangan, gym, sauna, ruang uap, dan ruang permainan.
Saat Abuzar menunjukkan ruangan yang berbeda di istana mewah itu, dia mengatakan kepada Times: "Ini pertama kalinya saya melihat tempat seperti ini.”
“Meskipun saya tinggal di kota, saya melihat tempat seperti ini untuk pertama kalinya. Kami telah menghabiskan seluruh hidup kami di pegunungan dan gurun," kenangnya.
Politisi kami, orang kaya, dan orang kuat telah membangun rumah seperti itu dengan menumpahkan darah orang," tambahnya melansir Business Insider pada Sabtu (11/9/2021).
Baca juga: Bush Bela Keputusan Invasi Afghanistan pasca Serangan 9/11: Lindungi Rakyat Amerika
Video itu juga menunjukkan anggota Taliban bersenjatakan berdiri di dekat meja biliar, makan dan berdoa bersama, dan berjalan melalui Kabul saat mereka menunggu perintah dari pemerintah yang dibentuk awal pekan ini.
Marshal Dostum terlibat dalam perang di Afghanistan sejak zaman invasi Soviet. Dia dilaporkan mengirim sinyal ke Taliban, mengatakan tidak menolak negosiasi dengan mereka, menurut laporan First Post.
More than 150 Taliban fighters have taken over a mansion once owned by an infamous Afghan warlord.
Many are adjusting to a new lifestyle while awaiting orders from the new government. https://t.co/jBN77yCBaE pic.twitter.com/xbvefFjYw8
— The New York Times (@nytimes) September 10, 2021
Baca juga: Pria Afghanistan Kembali Hidup “Bebas”, Sementara Perempuan Jarang Terlihat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.