Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Dibunuh ISIS-K, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Akhirnya Pergi

Kompas.com - 10/09/2021, 15:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Seorang pria yang merupakan Yahudi terakhir di Afghanistan akhirnya pergi, setelah dia dilaporkan takut dibunuh ISIS-K.

Zebulon Simentov menghabiskan hidupnya tinggal di sinagoge di Kabul, selamat dari invasi Uni Soviet maupun kekuasaan pertama Taliban.

Tetapi dengan kembalinya milisi pada Agustus lalu, ditambah penarikan pasukan AS, banyak yang khawatir akan nasib Simentov.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Ogah Dievakuasi

Kini, Simentov pun dievakuasi bersama 29 tetangganya, ujar Moti Kahana, pengusaha AS-Israel yang mengelola evakuasi.

Kahana mengungkapkan, Simentov sebenarnya tidak terlalu khawatir dengan kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan.

Namun seperti dilansir Daily Mail Kamis (9/9/2021), dia diberi tahu ada kemungkinan dia menjadi target ISIS-K.

Pecahan dari kelompok ISIS itu mengeklaim dalang bom bunuh diri di dekat bandara Kabul yang membunuh lebih dari 180 orang, termasuk 13 tentara AS.

Meski begitu dalam wawancara dengan AFP awal tahun ini, Simentov menuturkan dia siap meninggalkan Afghanistan jika Taliban berkuasa.

"Apa lagi ketakutan saya? Mereka menyebut saya kafir. JadiSaya Yahudi terakhir di sini. Saya harus pergi jika mereka datang," paparnya.

Baca juga: Kisah Dr Marcel Petiot, Psikopat Sinting Pembantai Yahudi di Perancis

Kepada AP, Kahana menceritakan warga setempat juga memaksa Simentov untuk pergi, sehingga mereka bisa menitipkan anak mereka.

Lembaga penyiaran Israel Kan menayangkan momen sebuah bus menyeberangi Afghanistan, dengan wajah penumpangnya diburamkan kecuali Simentov.

Manuskrip Ibrani yang ditemukan di goa sebelah utara Afghanistan menunjukkan komunitas Yahudi sudah tinggal di sana sejak 1.000 tahun silam.

Pada akihr abad ke-19, negara tersebut merupakan rumah bagi 40.000 orang Yahudi, kebanyakan dari mereka keturunan Persia.

Kumpulan mereka mulai berkurang sejak Israel mendirikan negara pada 1948, dengan keluarga terakhir Yahudi pergi tatkala invasi Soviet.

Selama bertahun-tahun berikutnya, dia berbagi sinagoge dengan Yahudi lainnya, Isaak Lewi. Mereka berdua saling membenci.

Baca juga: KISAH MISTERI: Pasukan X, Satuan Komando Rahasia Yahudi, Pahlawan Perang Dunia II

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com