KOMPAS.com - Hingga saat ini Amerika Serikat (AS)vmasih belum bisa memecahkan salah satu kasus pembajakan pesawat (skyjacker) paling terkenal dalam sejarah kejahatan negaranya, yakni soal peristiwa November 1971.
Bahkan setelah ribuan tersangka atas kasus ini dimintai keterangan sejak itu, FBI akhirnya memutuskan untuk menghentikan penyelidikan pada 2016.
Baca juga: Tampik Keterlibatan dalam Serangan 9/11, Arab Saudi Dukung Dokumen Rahasia Dibuka
Kasus misterius ini melibatkan seorang pria berusia pertengahan 40-an, mengenakan jas dan dasi dan mengidentifikasi dirinya sebagai Dan Cooper, kepada petugas check-in maskapai pada November 1971.
Pria yang kemudian terkenal sebagai DB Cooper ini, naik pesawat jet Northwest Orient Airlines antara Portland dan Seattle. Setelah memesan bourbon dan soda, sebuah catatan diserahkannya kepada pramugari. Isinya mengeklaim bahwa dia memiliki bom di tas kerjanya.
"Nona, saya punya bom dan ingin Anda duduk di samping saya," kata catatan itu.
Setelah mengambil uang tunai 200,000 dollar AS (Rp 2,8 miliar) dan empat parasut di Seattle, Cooper membiarkan penumpang turun. Pesawat itu lalu kembali diperintahkan untuk lepas landas dan berangkat ke arah Reno, Nevada.
Pada ketinggian rendah 10.000 kaki di suatu tempat di barat daya Washington, Cooper menurunkan tangga belakang pesawat Boeing 727 dengan uang tebusan dan melakukan terjun payung.
Baca juga: Teka-teki Pembajakan Pesawat Ukraina di Afghanistan, Ada 2 Versi
Setelah 45 tahun menangani kasus ini, FBI mengatakan sumber daya memerangi kejahatannya akan lebih baik digunakan di tempat lain. Tapi kasus ini tetap tertanam dalam mitologi kejahatan Amerika.
Nyaris lima dekade setelah kasus tak terpecahkan itu, kisahnya kembali diceritakan kembali dalam serial populer Marvel Universe, "Loki," yang dibintangi oleh Tom Hiddleston.
Sementara pada Januari tahun ini, Sheridan Peterson, salah satu tersangka utama dalam pembajakan pesawat ini meninggal di California pada usia 94 tahun.
Peterson bersikeras bahwa dia berada di Nepal pada saat pembajakan, namun tetap dianggap sebagai tersangka utama oleh FBI. Adapun DNA yang dikumpulkan dari dasi yang dikenakan Cooper di pesawat telah diuji, tetapi tidak ditemukan kecocokan.
Baca juga: Misteri Dokumen Rahasia 9/11, Benarkah Arab Saudi Terlibat Serangan?
Dalam beberapa dekade penyelidikan itu, beberapa bukti sebenarnya dimiliki FBI. Petunjuk paling substantif termasuk 5.800 dollar AS (Rp 82 juta) dari uang tebusan, yang ditemukan oleh seorang anak laki-laki pada 1980 di sepanjang Sungai Columbia di negara bagian Washington.
Selain itu, FBI sebenarnya memiliki surat-surat ejekan yang diterima oleh beberapa surat kabar AS.
Surat-surat itu, khususnya, telah menawarkan petunjuk yang menggiurkan tentang identitas pria di balik pembajakan pesawat, yang lolos dengan uang yang nilainya saat penyelidikan ditutup pada 2016 sudah setara 1,2 juta dollar AS (Rp 17 miliar).
Sedikitnya enam surat diketik, ditulis tangan, dan dibuat menggunakan potongan surat tembusan, dikirim ke beberapa surat kabar segera setelah pembajakan, semuanya mengaku dari Cooper.