NEW YORK, KOMPAS.com - Sudah 19 tahun sejak dua menara kembar World Trade Center dan Pentagon diserang pada 11 September 2001, dan menewaskan hampir 3.000 orang.
Al-Qaeda, kelompok yang menjadi pelaku tragedi yang dikenal sebagai 9/11 itu kini dilaporkan berada dalam kondisi yang tidak pasti.
Di Suriah, cabang mereka dibungkam oleh kelompok rival pada Juni. Kemudian di Yaman, mereka menderita kekalahan oleh pemberontak sejak pemimpin mereka tewas.
Baca juga: Peristiwa 9/11, Tim Penyelamat Turut Menderita Risiko Awal Demensia
Kemudian di Mali, pemimpin cabang Afrika Utara terbunuh dalam serangan pasukan Perancis, dan hingga saat ini masih belum mengumumkan penggantinya.
Belum lagi si pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, yang absen berbulan-bulan. Memunculkan spekulasi dia sudah tewas atau dianggap tidak mampu.
Secara ideologi, kelompok itu menghadapi dilema yang sama seperti yang dialami oleh organisasi yang dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS.
Mereka harus melakukan modernisasi atau mengambil pendekatan berbeda untuk menambah pengikut, atau tetap berpegang teguh pada nilai mereka.
Setiap pendekatan pasti ada risikonya. Jika yang pertama, kelompok itu berpotensi pecah karena ada yang tidak terima dengan cara itu.
Sementara jika mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai mereka, maka gerak mereka bisa terbatas, bahkan berujung pada musnahnya kelompok.
Baca juga: Pahlawan Peristiwa 9/11 Ini Selamatkan Banyak Orang, Korbankan Nyawa Sendiri
Di Suriah, Al-Qaeda, diwakili oleh cabang mereka Hurras al-Din, tidak bisa berbuat banyak untuk menancapkan pengaruh dan berkuasa.
Di satu sisi, mereka tenggelam oleh jihadis rival. Sementara di sisi lain, mereka juga menjadi target operasi koalisi pimpinan AS.
Grup tersebut juga tidak populer di Suriah. Mengingat nama mereka dianggap sebagai ancaman sekaligus magnet bagi Damaskus maupun militer dunia.
Hurras al-Din sendiri diketahui sudah tak aktif selama dua bulan, sejak mereka ditundukkan oleh kelompok rival yang lebih kuat maupun pemimpin mereka disasar senjata AS.
Di Yaman, Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) sebenarnya sempat menjadi cabang yang paling ditakuti di sana. Tapi itu tak berlangsung lama.
Baca juga: Selamatkan Pasukan Inggris dari Al Qaeda, Anjing Ini Terima Penghargaan Tertinggi
Sepanjang 2020 ini, mereka sudah kehilangan banyak anggota karena serangan dan dilaporkan jarang sekali menggelar serangan.