Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mengutuk Kudeta Guinea, Presiden Alpha Conde Diculik

Kompas.com - 06/09/2021, 13:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) mengutuk penggulingan presiden Guinea oleh pasukan khusus negara tersebut pada Minggu (5/9/2021).

Sikap tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri AS melalui sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.

Kementerian tersebut menyatakan, kekerasan dan tindakan ekstra-konstitusional hanya akan mengikis prospek perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Guinea.

Baca juga: Usai Kudeta, Militer Guinea Tutup Perbatasan dan Nyatakan Konstitusi Tidak Sah

“AS mengutuk kejadian hari ini di Conakry (ibu kota Guinea),” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

“Tindakan ini dapat membatasi kemampuan AS dan mitra internasional Guinea lainnya untuk mendukung negara itu saat menavigasi jalan menuju persatuan nasional dan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Guinea,” sambung Kementerian Luar Negeri AS.

Diberitakan sebelumnya, suara rentetan tembakan terdengar di pusat Conakry sesaat sebelum Presiden Guinea Alpha Conde diculik pada Minggu pagi waktu setempat.

Baca juga: Pemimpin Kudeta Guinea Muncul di TV, Ini yang Dikatakannya

Sosok yang merupakan pemimpin kudeta Guinea kemudian muncul di televisi dan memberikan pernyataan mengenai aksinya.

Dikelilingi oleh anak buahnya yang bersenjata lengkap, Kolonel Mamady Doumbouya menyatakan akan membentuk pemerintahan transisi.

Doumbouya memulai karier militer dengan bergabung bersama Legiun Perancis, sebelum pulang dan memimpin unit elite Guinea.

Baca juga: Kudeta Guinea, Rentetan Tembakan Terdengar Sebelum Presiden Diculik

"Kami sudah membubarkan pemerintahan dan institusi. Kami menyerukan saudara kami melebur bersama rakyat," kata dia.

Tidak hanya membubarkan pemerintah, militer juga menculik Conde, sosok yang membentuk unit elite yang dipimpin Doumbouya.

Keberadaan Conde tidak diketahui selama berjam-jam. Hingga akhirnya, sebuah video muncul menunjukkan pemimpin berusia 83 tahun itu tampak lelah di dalam tahanan militer.

Baca juga: Kudeta di Guinea, Tentara Culik Presiden dan Bubarkan Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com