Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kudeta, Militer Guinea Tutup Perbatasan dan Nyatakan Konstitusi Tidak Sah

Kompas.com - 06/09/2021, 08:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber USA Today

CONAKRY, KOMPAS.com - Tentara pemberontak menahan Presiden Guinea Alpha Conde pada Minggu (5/9/2021), setelah berjam-jam terjadi baku tembak di dekat istana presiden di ibu kota dalam kudeta Guinea.

Mereka kemudian mengumumkan di televisi pemerintah bahwa pemerintahan telah dibubarkan dalam sebuah kudeta. Perbatasan juga negara ditutup, dan konstitusinya juga dinyatakan tidak sah.

“Tugas seorang tentara adalah menyelamatkan negara,” bunyi pengumuman yang dibacakan di televisi negara oleh Kolonel Angkatan Darat Mamadi Doumbouya kepada masyarakat Guinea.

Baca juga: Kudeta di Guinea, Tentara Culik Presiden dan Bubarkan Pemerintah

Keberadaan Conde tidak diketahui selama berjam-jam setelah pertempuran sengit Minggu (5/9/2021) di pusat kota Conakry, sampai sebuah video muncul menunjukkan pemimpin berusia 83 tahun itu lelah dan kusut dalam tahanan militer.

Tidak segera diketahui kapan atau di mana video itu diambil. Tetapi terdengar suara seorang tentara bertanya kepada Conde apakah para pengkudeta melukainya dengan cara apa pun.

Doumbouya, komandan unit pasukan khusus tentara Guinea, kemudian berbicara kepada bangsanya dari markas besar televisi negara, terbungkus bendera Guinea dengan sekitar setengah lusin tentara lainnya mengapit di sisinya.

“Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang; Kami akan mempercayakannya kepada masyarakat,” kata Doumbouya tanpa menyebut nama Conde atau di mana dia ditahan melansir USA Today.

Dia kemudian mengonfirmasi melalui televisi France 24 bahwa Conde berada di "tempat aman" dan telah menemui dokter.

Seorang mantan diplomat AS di Conakry mengonfirmasi kepada AP bahwa presiden Guinea ditahan oleh para pengkudeta.

Diplomat, yang melakukan kontak dengan pejabat Guinea, berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah tersebut.

Baca juga: Kudeta Guinea, Rentetan Tembakan Terdengar Sebelum Presiden Diculik

Presiden vs militer

Conde, yang berkuasa selama lebih dari satu dekade, mengalami penurunan popularitas secara drastis sejak ia mencari masa jabatan ketiga tahun lalu. Dia ketika itu mengatakan bahwa batasan masa jabatan tidak berlaku untuknya.

Perkembangan dramatis Minggu (5/9/2021) menggarisbawahi bagaimana perbedaan pendapat meningkat, termasuk di dalam militer.

Namun, tidak segera diketahui berapa banyak dukungan yang sebenarnya dimiliki Doumbouya di dalam militer dan apakah pasukan yang setia kepada Conde akan mencoba merebut kembali kekuasaan dalam beberapa jam dan hari mendatang.

Dalam pidato Minggu (5/9/2021), Doumbouya meminta tentara lain "menempatkan diri mereka di pihak orang-orang" dan tinggal di barak mereka.

Doumbouya berdalih tindakan itu dilakukan demi kepentingan terbaik bangsa, dan mengutip kurangnya kemajuan ekonomi oleh para pemimpin sejak negara itu memperoleh kemerdekaan dari Perancis pada 1958.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com